Menaker: Kolaborasi tekan risiko kanker serviks bentuk penerapan K3

Kumpulan berita terkini mengutip laporan dari media terkemuka nasional - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan kolaborasi pemerintah dan dunia usaha diperlukan untuk mendorong deteksi dini terhadap kanker serviks pada pekerja perempuan sebagai bagian dari penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di tempat kerja. Dalam keterangan diterima di Jakarta, Rabu, Menaker Ida Fauziyah menjelaskan bahwa pemerintah telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim berisi empat pilar utama, yaitu layanan vaksinasi, skrining , dan tata laksana, edukasi, pelatihan dan penyuluhan, kemajuan teknologi dan monitoring, serta pengelolaan dan kebijakan. "Ini merupakan bagian dari upaya keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih luas, di mana peran serta pengusaha dan kerja sama dengan pemerintah sangat penting untuk mengurangi risiko kanker serviks pada pekerja perempuan di Indonesia," ujar Ida. Berbicara dalam acara aksi peningkatan kesehatan tenaga kerja perempuan di Bekasi pada hari ini, Menaker Ida menyampaikan bahwa kanker serviks merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang ditemukan di Indonesia setelah kanker payudara. Merujuk Data dari The International Agency for Research on Cancer (IARC), dia menjelaskan pada 2022 terdapat 408.661 kasus baru dan 242.988 kematian akibat kanker di Indonesia. IARC juga memprediksi peningkatan 77 persen kasus kanker pada 2050. Untuk itu, Ida menyoroti pentingnya pemeriksaan IVA secara rutin bagi perempuan yang telah aktif secara seksual, secara khusus pekerja perempuan. Menurut dia, pemeriksaan rutin dapat mendeteksi perubahan pada serviks sebelum berkembang menjadi kanker, memungkinkan penanganan dini dan meningkatkan kemungkinan kesembuhan 100 persen. Secara khusus, dia mengatakan OASE Kabinet Indonesia Maju dan Kemnaker telah berkolaborasi dalam mengoptimalkan program deteksi dini kanker serviks. Sejak 2015 hingga 2024, program ini telah menjangkau 20.440 pekerja perempuan di 14 perusahaan di berbagai wilayah Indonesia.

https://m.antaranews.com/berita/4158633/menaker-kolaborasi-tekan-risiko-kanker-serviks-bentuk-penerapan-k3