Orangtua Kaget Harga Buku di Sekolah Rp 200.000, "Online" Rp 25.000, Kepsek Klarifikasi
14-November-24, 15:12Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional – Viral di media sosial curhat orangtua siswa SDN 2 Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat, membeli beli buku di sekolah seharga Rp 200.000.
Namun, buku dengan penerbit yang sama dijual secara online seharga Rp 25.000.
Curahan hati orangtua bernama Herdi itu diunggah akun Instagram @undercover.id pada Kamis (3/10/2024).
Dalam video, Herdi mengaku terpaksa membeli buku di sekolah anaknya dengan harga yang menurutnya cukup mahal.
Salah satunya Buku Penilaian atau Bupena Merdeka kelas 3 Sekolah Dasar yang ditunjukkannya dalam video.
Buku untuk dibeli di sekolah dengan harga Rp 200.000 per buku. Hanya saja, pihak sekolah, katanya, mendiskon harga buku tersebut.
“Anak saya disuruh beli buku dengan nominal Rp 200.000, cuma sekarang ada diskon menjadi Rp 180.000. Ini buku untuk kelas 3 SD pembelajaran sampai bulan Desember,” katanya, Kamis (3/10/2024).
Herdi mengaku sempat bertanya-tanya lantaran mahalnya harga buku di sekolah anaknya. Sementara SD lain tidak menjual buku dengan harga semahal itu.
“Kok di tempat sekolah anak ada buku yang diperjualbelikan dengan harga ratusan ribu? Ini bukan buku pendamping, justru dipakai keseharian pelajaran itu dari buku ini. Bahkan anak saya pun kalau belajar karena belum punya buku ini, suka pinjem dari temannya,” terangnya.
Padahal, kata Herdi, menurut aturan, buku tidak boleh diperjualbelikan di sekolah dalam bentuk apa pun.
Ia menyebut, banyak orangtua yang mengeluh harus membeli buku. Namun ada juga orangtua murid yang kurang mampu, membeli buku sampai harus berutang.
“Ada juga yang ngambil dulu bukunya, nanti bayarnya dicicil. Kalau saya tidak ngambil dulu buku itu, karena ingin cari tahu dulu kenapa buku ini diperjualbelikan. Memang pada saat rapat, kesepakatan antara orangtua murid untuk membeli buku itu, saya tidak ikut,” kata dia.
Klarifikasi kepala sekolah
Terkait hal ini, Kepala Sekolah SDN 2 Kawalu Andri membantah pihak sekolah memperjualbelikan buku.
“Hal itu (jual beli buku) tidak benar, karena itu sudah ada pertemuan antara pihak orangtua murid dan penerbit buku. Pembelian buku ini tidak diwajibkan,” katanya.
Andri mengatakan, dari awal, pihak sekolah tidak mewajibkan siswa membeli buku. Adapun Buku tersebut hanya sebagai pegangan.