Banjir Sungai Kampar Rendam Permukiman Warga Pulau Payuong, Aktivitas Warga Terganggu

Banjir Sungai Kampar Rendam Permukiman Pulau Payuong, Aktivitas Warga Terganggu

Luapan Sungai Kampar akibat dibukanya pintu bendungan PLTA Koto Panjang telah mengakibatkan banjir yang signifikan di Kabupaten Kampar, Riau, pada Minggu malam (2/3/2025). Banjir yang merendam permukiman warga di Desa Pulau Payuong, Kecamatan Rumbio Jaya, memaksa warga untuk berjuang menyelamatkan harta benda dan mencari tempat aman. Ketinggian air yang terus bertambah, mencapai antara 50 sentimeter hingga lebih dari 1 meter di beberapa titik, telah membuat warga was-was.

Salah seorang warga, Ujang Andrian (32), menceritakan kepanikan yang dialaminya. "Sebelum magrib, air sudah mulai memasuki halaman rumah. Kini, air sudah masuk ke dalam rumah," ujarnya dalam wawancara telepon dengan Kompas.com. Ujang dan keluarganya saat ini tengah berjibaku menyelamatkan barang-barang elektronik, perabotan rumah tangga, dan pakaian dari terjangan banjir. "Kami berupaya sekuat tenaga mengangkat barang-barang ke tempat yang lebih tinggi agar tidak rusak," tambahnya dengan nada khawatir.

Situasi ini semakin memprihatinkan karena banjir juga merendam fasilitas umum vital bagi warga. Masjid dan musala di sekitar permukiman terendam, sehingga warga tidak dapat melaksanakan shalat Tarawih. "Kami tidak bisa shalat Tarawih karena air masuk ke dalam masjid dan musala," ungkap Ujang. Meskipun Ujang dan keluarganya masih bertahan di rumah, banyak warga lainnya yang telah mengungsi ke rumah kerabat mereka yang berada di tempat yang lebih aman. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya dampak banjir dan kebutuhan akan bantuan segera.

Tidak hanya di Desa Pulau Payuong, laporan serupa juga diterima dari Desa Tanjung Rambutan, Kecamatan Air Tiris. Warga di sana mengeluhkan lambannya respon pemerintah dalam memberikan bantuan dan pemantauan terhadap korban banjir. Ketiadaan petugas pemerintah di lokasi terdampak banjir menimbulkan keresahan dan memperparah situasi bagi warga yang tengah menghadapi bencana ini. Kondisi ini menjadi sorotan tajam, mengingat dampak yang sangat terasa bagi kehidupan sosial dan keagamaan warga setempat.

Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah konkrit untuk mengatasi bencana ini. Tindakan cepat diperlukan, baik dalam hal evakuasi warga ke tempat yang lebih aman, maupun dalam penyaluran bantuan logistik dan keperluan mendesak lainnya. Pemantauan secara intensif juga diperlukan untuk memastikan keselamatan warga dan memberikan dukungan moral kepada mereka yang tengah menghadapi kesulitan akibat banjir ini. Langkah-langkah preventif untuk mengatasi banjir di masa mendatang juga harus segera menjadi perhatian, guna mengurangi risiko bencana serupa di masa depan. Kejadian ini seharusnya menjadi momentum untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan memperbaiki sistem penanggulangan bencana yang lebih efektif dan responsif. Hal ini penting untuk melindungi warga dan meminimalisir kerugian yang mungkin timbul.

Kondisi terkini: * Ketinggian air bervariasi antara 50 cm hingga lebih dari 1 meter. * Warga menyelamatkan barang-barang berharga dan sebagian mengungsi. * Masjid dan musala terendam, aktivitas ibadah terganggu. * Belum ada bantuan signifikan dari pemerintah yang diterima warga di beberapa desa.