Seniman Sambut Baik Terjemahan Bahasa Aceh di Google Translate
14-November-24, 14:39
BANDA ACEH, salah satu media nasional sebelumnya, yang dikutip oleh kumpulan berita terkini – Terjemahan bahasa Aceh kini sudah tersedia pada laman Google Translate. Dengan ditambahkannya bahasa daerah paling barat di Indonesia tersebut, semakin memudahkan seseorang dalam berkomunikasi.
Berdasarkan laman blog resmi Google di Indonesia, sejumlah bahasa daerah yang telah ditambahkan mulai dari Aceh, Bali, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Toba, Betawi, Iban, Madura, Makassar, dan Minang.
Seniman tutur Aceh, Medya Hus, menyambut baik atas perhatian dan dukungan Google terhadap pengembangan bahasa daerah di tengah kemajuan teknologi dan ruang platform digital saat ini.
“Sangat bagus dan kami merespons dengan baik. Ini adalah bagian dari bentuk kepedulian Google terhadap bahasa daerah, khususnya Aceh,” kata Medya Hus saat dihubungi kumpulan berita terkini melaporkan hal tersebut, seperti yang diberitakan oleh media nasional sebelumnya via telepon, Kamis (11/7/2024).
Kendati demikian, Medya Hus melihat, terjemahan yang dihadirkan masih belum baku dan tidak beraturan. Bahkan, belakangan pengguna media sosial (medsos) di Aceh ramai membicarakannya dengan berbagai respons.
Karena itu, menurut Medya Hus, perlu kehadiran Pemerintah Aceh untuk menyikapinya dengan menghadirkan ahli bahasa agar terjemahan bahasa Aceh bisa dibakukan.
“Pemerintah Aceh perlu merespons langkah Google ini, agar bahasa terjemahannya tidak salah arti,” ujar dia.
Selain itu, kehadiran terjemahan bahasa Aceh juga sangat berdampak bagi para pendatang atau wisatawan ke Aceh. Sehingga, mereka bisa dengan mudah mengakses percakapan masyarakat di tanah rencong.
Tak hanya itu, terjemahan bahasa Aceh ini juga memberikan kemudahan bagi para seniman, konten kreator, dan YouTuber dalam menggunggah karya mereka menggunakan bahasa Aceh. Sebab, secara otomatis bisa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
“Bagi generasi muda, masyarakat Aceh, dan siapapun itu agar ke depannya jangan malu menulis dalam bahasa Aceh. Seperti di dalam spanduk atau baliho, begitu juga dengan guru-guru di sekolah. Mudah-mudahan bahasa Aceh semakin dikenal," tutupnya.