Misteri Wafatnya Nabi Sulaiman: Tongkat Rayapan dan Ketidaktahuan Jin akan Takdir Ilahi

Kisah Nabi Sulaiman AS, seorang raja dan nabi yang dianugerahi kekuasaan luar biasa oleh Allah SWT, sarat akan pelajaran berharga. Dalam Al-Qur'an, tepatnya Surah An-Naml ayat 17, digambarkan bagaimana Nabi Sulaiman memimpin pasukan besar yang terdiri dari manusia, jin, dan burung. Kekuasaannya yang meliputi berbagai makhluk ini menjadi bukti kebesaran Allah SWT.

Namun, di balik kemegahan tersebut, terdapat kisah wafatnya Nabi Sulaiman yang mengandung hikmah mendalam. Kisah ini menepis anggapan bahwa jin memiliki pengetahuan tentang hal-hal ghaib. Diceritakan bahwa Nabi Sulaiman AS, seperti yang tertulis dalam berbagai sumber, termasuk buku 'Kumpulan Kisah Teladan', memasuki mihrabnya untuk beribadah. Beliau berdiri bersandar pada tongkat, khusyuk dalam dzikir. Saat itulah, malaikat maut menjemputnya.

Kejadian selanjutnya sungguh menakjubkan. Tubuh Nabi Sulaiman AS tetap berdiri tegak disangga oleh tongkatnya. Para jin yang berada di sekitarnya, yang biasanya tunduk dan patuh kepadanya, sama sekali tidak menyadari bahwa sang raja telah wafat. Mereka terus bekerja, menjalankan tugas-tugas yang diperintahkan seolah-olah tidak ada yang berubah. Waktu berlalu tanpa mereka sadari.

Lama kelamaan, tongkat yang menyangga tubuh Nabi Sulaiman AS mulai lapuk dimakan rayap. Akhirnya, tongkat itu patah, dan tubuh Nabi Sulaiman AS jatuh tersungkur ke tanah. Barulah saat itulah, para jin dan manusia menyadari bahwa Nabi Sulaiman AS telah lama berpulang ke rahmatullah.

Berita duka ini menyebar dengan cepat. Manusia berdatangan, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Burung-burung beterbangan di angkasa, seolah-olah kehilangan arah. Hewan-hewan pun tampak lesu dan murung. Semua merasa kehilangan sosok pemimpin yang adil dan bijaksana. Beberapa riwayat bahkan menyebutkan bahwa burung-burung menangis karena kehilangan satu-satunya manusia yang memahami bahasa mereka.

Kepergian Nabi Sulaiman AS meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh makhluk. Tidak ada lagi yang mampu berkomunikasi dengan burung-burung seperti beliau. Tidak ada lagi pemimpin yang mampu menyatukan dan memimpin manusia, jin, dan hewan dengan adil.

Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi umat manusia. Bahwa tidak ada satu pun makhluk, termasuk jin, yang memiliki kemampuan untuk mengetahui perkara ghaib. Segala pengetahuan, kekuasaan, dan bahkan kehidupan itu sendiri berada di bawah kendali Allah SWT. Kisah ini mengingatkan kita untuk senantiasa bertawakal kepada Allah dan tidak mudah percaya pada klaim-klaim yang menyesatkan tentang pengetahuan ghaib.