Wafatnya Paus Fransiskus: Kenangan Akan Kesahajaan dalam Kunjungan ke Indonesia
Meninggalnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun di Vatikan, meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini dikenal luas karena kesederhanaannya, sebuah nilai yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk saat kunjungan ke Indonesia.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Paus Fransiskus sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli akibat bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia bilateral. Meskipun sempat membaik, kondisi kesehatannya terus menurun hingga akhirnya wafat sehari setelah Paskah.
Salah satu momen yang menyoroti kesederhanaan Paus Fransiskus adalah perjalanan Apostoliknya ke Indonesia pada 3-5 September 2024. Alih-alih menggunakan jet pribadi seperti lazimnya pemimpin negara lain, Paus memilih terbang dari Roma ke Jakarta dengan penerbangan komersial ITA Airways.
Setibanya di Jakarta, Paus Fransiskus juga menolak menginap di hotel mewah. Ia memilih Kedutaan Besar Vatikan sebagai tempat tinggalnya selama berada di Indonesia. Untuk mobilitas di Jakarta, Paus memilih menggunakan Toyota Innova Zenix dan Pindad Maung MV3 yang dimodifikasi khusus, meninggalkan kesan mendalam bagi banyak pihak.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengamini bahwa pilihan-pilihan tersebut merupakan kehendak langsung dari Paus Fransiskus. Pemerintah Indonesia, yang sebenarnya telah menyiapkan akomodasi dan transportasi terbaik, menghormati dan mengakomodasi permintaan khusus tersebut.
Bahkan, sebelum wafat, Paus Fransiskus berpesan agar prosesi pemakamannya dilakukan secara sederhana. Ia memilih peti mati kayu sederhana berlapis seng, berbeda dengan tradisi pemakaman Paus sebelumnya yang melibatkan tiga peti mati dari berbagai jenis kayu. Selain itu, ia juga meniadakan tradisi pembaringan jenazah di atas catafalque di Basilika Santo Petrus.
Menurut laporan BBC, Paus Fransiskus juga akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari seabad yang dimakamkan di luar Vatikan, tepatnya di Basilika St Mary Major di Roma. Kesederhanaan Paus Fransiskus menjadi teladan bagi banyak orang untuk tidak terjebak dalam kemewahan duniawi.
Kesederhanaan Paus Fransiskus dalam kunjungan ke Indonesia, tercermin dalam:
- Penerbangan Komersial: Memilih penerbangan komersial alih-alih jet pribadi.
- Akomodasi Sederhana: Menginap di Kedutaan Besar Vatikan.
- Kendaraan Sederhana: Memilih Toyota Innova Zenix dan Pindad Maung MV3.
Selamat jalan, Paus Fransiskus. Semoga beristirahat dalam damai abadi.