Epilepsi Fotosensitif: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
13-November-24, 22:22Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Epilepsi fotosensitif adalah kondisi kejang-kejang karena dipicu kedipan lampu atau pola cahaya dan gelap yang kontras.
Melansir laman resmi Epilepsy Society, saat melihat kilatan cahaya kontras dan berulang, orang normal maupun pengidap epilepsi fotosensitif, sama-sama merasa tidak nyaman.
Namun, untuk memutuskan seseorang mengidap epilepsi fotosensitif atau tidak, Anda perlu dites EEG (electroencephalogram).
Tes EEG bekerja dengan cara merekam aktivitas otak. Hasil tes dapat mendeteksi kelainan pada sistem kelistrikan otak.
Gejala epilepsi fotosensitif
Pengidap epilepsi fotosensis bisanya mengalami kejang-kejang yang spesifik disebut tonic-clonic.
Kejang-kejang tersebut berlangsung tidak lebih dari lima menit, disertai gejala berikut:
- Pasien jatuh atau rebah ke bawah
- Otot berkontraksi dan badan kaku
- Pasien menangis
- Perubahan pola pernapasan
- Pasien menggigit lidah dan bagian dalam pipi
- Anggota tubuh tersentak atau bergerak ketika otot mengencang dan rileks
- Kehilangan kontrol kandung kemih
Ketika kejang berakhir, otot-otot orang yang mengalami epilepsi fotosensitif akan kembali rileks dan kesadarannya berangsur-angsur pulih.
Namun pasien biasanya merasa bingung, lelah, sakit kepala, sampai hilang ingatan sementara.
Waktu pemulihan setelah kejang-kejang bagi pasien epilepsi fotosensitif bervariasi. Ada yang bisa kembali beraktivitas normal, namun ada juga yang butuh istirahat.
Penyebab epilepsi fotosensitif
Melansir WebMD, epilepsi umumnya disebabkan kejang karena aktivitas listrik abnormal di otak.
Epilepsi bisa dipicu gangguan syaraf otak, keseimbangan neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi di otak) terganggu, atau kombinasi keduanya.
Sedangkan untuk kasus epilepsi fotosensitif, terdapat peran genetika.
Kebanyakan pengidap epilepsi fotosensitif adalah anak-anak dan remaja berusia 7-19 tahun.
Anak perempuan lebih sering terkena epilepsi fotosensitif ketimbang anak laki-laki. Namun pengidap dari kalangan anak laki-laki lebih sering kejang-kejang.
Pemicu kejang-kejang pada pengidap epilepsi fotosensitif bisa karena kilatan cahaya, gelap terang yang kontras, kedipan cahaya terang dengan latar sangat gelap, dan warna spesiifik.