LG Lanjutkan Megaproyek Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) LG Energy Solution, Young Soo Kwon, membahas kelanjutan megaproyek kerja sama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan LG Konsorsium.

Bahlil mengapresiasi para pihak yang telah sepakat dan berkomitmen untuk melanjutkan proyek grand package kerja sama ini setelah sempat terkendala karena aturan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat yang mempengaruhi rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia.

“Pemerintah mengapresiasi komitmen LG untuk melanjutkan realisasi investasi ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, Kementerian Investasi berkomitmen terus mengawal proses perizinan dan kemudahan investasi LG di Indonesia agar cepat terealisasi dan memberikan manfaat khususnya kedua negara Indonesia dan Korea. Proyek ini merupakan proyek yang digagas hasil pertemuan kedua kepala negara Indonesia dan Korea sejak tahun 2019 yang lalu,” ujar Bahlil dalam siaran pers Kementerian Investasi, Kamis (3/8/2023).

Menurutnya, keputusan untuk melanjutkan proyek ini menunjukkan konsensus dan keinginan untuk mencapai tujuan bersama antara pemerintah Indonesia dengan LG Konsorsium, dalam rangka hilirisasi sumber daya alam, peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia, dan penciptaan lapangan kerja.

Selain itu, Bahlil juga memastikan bahwa pemerintah akan sigap membantu percepatan realisasi investasi proyek. Megaproyek senilai 9,8 miliar dollar AS atau Rp 142 triliun ini merupakan proyek kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC, yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, Antam dan IBC.

Langkah awal proyek ini dimulai dari pembangunan pabrik sel baterai di Karawang dengan total investasi sebesar 1,1 miliar dollar AS. Pabrik tersebut akan memproduksi secara komersial sel baterai sebanyak 10 GWh pada April 2024.

Selanjutnya investasi akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik smelter, prekursor dan katoda, serta kerja sama pertambangan yang saat ini dimiliki Antam di Buli, Halmahera.

Menanggapi hal tersebut, CEO LG Energy Solution Young Soo Kwon mengatakan konsorsium siap melanjutkan diskusi pendirian perusahaan, yang diharapkan mendapatkan persetujuan dari dewan direksi masing-masing anggota konsorsium sehingga dimungkinkan konstruksi pada tahun ini.

“LG mengapresiasi dukungan Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Tanpa dukungan pemerintah sangat mustahil untuk bisa mencapai kesepakatan untuk memulai realisasi. Saat ini LG telah menyelesaikan hal yang tersulit dalam negosiasi antar konsorsium yaitu penentuan pemegang saham di perusahaan patungan di setiap rantai pasok. Setelah tercapainya kesepakatan di struktur saham, LG konsorsium yakin negosiasi akan jauh lebih mudah dan menargetkan untuk memulai konstruksi pabrik katoda di tahun 2023,” kata Kwon.

Sementara itu, Direktur Utama PT Antam Nico Kanter menuturkan, pihaknya terus berkomitmen untuk melakukan upaya terbaik dan akan berusaha mengakomodasi kebutuhan dari proyek ini.

Salah satu kunci utama dalam mewujudkan kesuksesan megaproyek ini adalah kolaborasi dan komunikasi yang baik dari semua pihak.

“Antam dan seluruh konsorsium BUMN yang terlibat dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package) LG, memiliki komitmen yang sama untuk melakukan percepatan dan siap bernegosiasi untuk memberikan keuntungan bagi kedua pihak,” ucap Nico.

https://money.kompas.com/read/2023/08/03/223000726/lg-lanjutkan-megaproyek-baterai-kendaraan-listrik-di-indonesia