Bukan soal LGBT, Rektor UMY Sebut Korban Mutilasi di Sleman Meneliti Program Kewirausahaan Pemuda

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Gunawan Budiyanto menyampaikan terima kasih kepada Polisi karena telah mengembangkan penyelidikan kasus mutilasi Redho Tri Agustian.

Dia mengatakan dari pengembangan penyelidikan tersebut diketahui tak ada indikasi perbuatan menyimpang yang dilakukan korban.

“Ternyata memang tidak ada indikasi (perbuatan menyimpang). Karena pertama (informasi) hanya pengakuan dari tersangka,” ujar Gunawan saat dihubungi, Kamis (10/8/2023).

Terkait penelitian soal LGBT yang dilakukan Redho, Gunawan mengatakan bahwa hal itu hanya sebatas pengakuan atau informasi dari teman korban.

“Meneliti kelompok LGBT dari teman-temannya saja, dari keterangan teman-temannya. Memang dia itu aktif untuk bikin survei, dia itu senang,” kata dia.

Dia memastikan UMY akan memberikan pendampingan hukum kepada Keluarga mahasiswa Fakultas Hukum itu. Sebelumnya UMY juga telah melakukan pendampingan saat penyerahan jenazah Redho ke pihak keluarga.

“Tim hukum kami juga mendampingi penyerahan jenazah dan memberikan santunan untuk kematian Redho. Dan pihak kampus menyediakan tim hukum sampai pengadilan sampai ada putusan yang pasti,” ucap dia.

Mahasiswa berprestasi

Gunawan mengungkapkan Redho merupakan mahasiswa aktif di kampus. Hal itu dibuktikan dengan terpilihnya Redho dan timnya mendapatkan bantuan hibah dari UMY.

Redho mendapatkan hibah dari UMY untuk meneliti masalah-masalah kepemudaan. Dari dokumen yang dimiliki UMY, Redho merupakan ketua tim penelitian.

“Redho ketua kelompok penelitian, yang dilakukan mahasiswa. Pengembangan program tentang masalah-masalah kepemudaan,” jelasnya.

Menurutnya, Redho seharusnya menerima penghargaan karena telah terpilih pada malam anugerah prestasi mahasiswa. Namun Redho tidak bisa menerima secara langsung penghargaan anugerah mahasiswa berprestasi karena ternyata sudah menghilang.

“Penyerahan mahasiswa berprestasi itu pada tanggal 13 kemarin, tetapi yang bersangkutan (Redho) sudah dinyatakan hilang pada tanggal 11,” kata dia.

“Pengembangan semacam aktivitas kepemudaan entrepreneur (penelitian Redho). Kebetulan pembimbingnya saya kenal baik. Dan saya tanya, dia (Redho) paling aktif kalau diskusi,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Redho Tri Agustian (20), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi korban mutilasi di Turi Sleman. Potongan tubuh korban ditemukan 12 Juli 2023. Dua pelaku mutilasi berinsial W dan RD telah ditangkap polisi.

Sebelumnya sempat disebutkan Redho bersama pelaku terlibat aktivitas tak wajar di rumah kos di Triharjo. Mengenai hal tersebut, UMY menyebut Redho sedang melakukan kegiatan penelitian terkait kelompok LGBT di DIY sejak sekitar tiga bulan lalu.

“Namanya meneliti, ya harus mencari informasi. Ia mungkin masuk ke kelompok itu," kata Wakil Rektor V Bidang Kerja Sama dan Internasional UMY, Achmad Nurmandi.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/11/050500478/bukan-soal-lgbt-rektor-umy-sebut-korban-mutilasi-di-sleman-meneliti-program