Menelusuri Tradisi Hanami: Perayaan Musim Semi dan Keindahan Sakura di Jepang
Menelusuri Tradisi Hanami: Perayaan Musim Semi dan Keindahan Sakura di Jepang
Hanami, yang secara harfiah berarti "melihat bunga," adalah sebuah tradisi kuno di Jepang yang berpusat pada apresiasi keindahan bunga sakura (pohon ceri). Lebih dari sekadar piknik di bawah pohon yang sedang mekar, Hanami adalah perayaan musim semi, kehidupan, dan sifat sementara dari segala sesuatu. Tradisi ini telah menjadi bagian integral dari budaya Jepang selama lebih dari seribu tahun, dan terus dinikmati oleh jutaan orang setiap tahun.
Asal Usul dan Evolusi Hanami
Sejarah Hanami dapat ditelusuri kembali ke periode Nara (710-794 M), ketika bangsawan Jepang mulai mengagumi bunga plum (ume). Namun, selama periode Heian (794-1185 M), popularitas bunga sakura mulai meningkat, dan Hanami menjadi kegiatan populer di kalangan elit istana kekaisaran. Kaisar Saga (786-842) sering dianggap sebagai orang yang mempopulerkan tradisi dengan mengadakan pesta melihat bunga di Pengadilan Kekaisaran di Kyoto. Para bangsawan akan berkumpul di bawah pohon sakura yang sedang mekar, membaca puisi, dan menikmati sake.
Selama berabad-abad, tradisi Hanami menyebar ke kelas samurai dan akhirnya ke seluruh masyarakat Jepang. Pada periode Edo (1603-1868), Hanami telah menjadi acara tahunan yang populer bagi semua orang, tanpa memandang status sosial. Orang-orang akan berkumpul di taman dan kuil untuk menikmati keindahan bunga sakura bersama teman dan keluarga.
Hanami di Era Modern
Hari ini, Hanami tetap menjadi tradisi yang sangat dicintai di Jepang. Setiap musim semi, orang-orang dari seluruh negeri berbondong-bondong ke taman, kuil, dan tempat umum lainnya untuk menikmati keindahan bunga sakura. Mereka membawa makanan, minuman, dan tikar piknik, dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk bersantai di bawah pohon yang sedang mekar. Di kota-kota besar seperti Tokyo, Yozakura (Hanami malam) menjadi semakin populer. Taman-taman diterangi dengan lentera, menciptakan suasana magis saat kelopak sakura tampak berkilauan dalam kegelapan.
Simbolisme Bunga Sakura
Bunga sakura memiliki makna simbolis yang mendalam dalam budaya Jepang. Mekarnya yang singkat melambangkan sifat kehidupan yang fana, dan mengingatkan kita untuk menghargai setiap momen. Konsep ini sejalan dengan prinsip-prinsip Buddhis tentang ketidakkekalan. Bunga sakura juga merupakan simbol harapan, pembaruan, dan keindahan.
Bunga sakura sering ditampilkan dalam seni, sastra, dan puisi Jepang. Mereka digunakan sebagai metafora untuk berbagai emosi dan pengalaman manusia, dari cinta dan kegembiraan hingga kesedihan dan kehilangan.
Fakta Menarik tentang Sakura dan Hanami
- Sakura Zensen (Ramalan Mekar Sakura): Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan ramalan tahunan yang disebut "sakura zensen," yang memprediksi tanggal mekarnya bunga sakura di berbagai wilayah di negara tersebut. Orang-orang menggunakan ramalan ini untuk merencanakan perjalanan Hanami mereka.
- Mekarnya Sakura Tercepat: Pada tahun 2021, Kyoto mengalami mekarnya sakura tercepat yang pernah tercatat dalam sejarah, mencapai puncaknya pada tanggal 26 Maret. Para ilmuwan percaya bahwa perubahan iklim mungkin menjadi faktor penyebab fenomena ini.
- Makanan dan Minuman Bertema Sakura: Selama musim Hanami, berbagai macam makanan dan minuman bertema sakura tersedia, termasuk sakura mochi, sakura dango, dan sakura bir.
Lokasi Hanami Populer di Jepang
- Gunung Yoshino: Terkenal karena lebih dari 30.000 pohon sakura-nya, Gunung Yoshino adalah salah satu tempat Hanami paling populer di Jepang.
- Kastil Himeji: Kastil Himeji, Situs Warisan Dunia UNESCO, dikelilingi oleh sekitar 1.000 pohon sakura.
- Kastil Hirosaki: Kastil Hirosaki memiliki taman yang luas dengan ribuan pohon sakura.
Hanami adalah tradisi yang merayakan keindahan alam dan sifat kehidupan yang fana. Ini adalah waktu untuk berkumpul dengan teman dan keluarga, menikmati keindahan bunga sakura, dan menghargai momen-momen singkat dalam hidup.