Sengketa Makam Ki Ageng Manggir di Blora: Ormas Batalkan Pembongkaran Usai Mediasi
Rencana pembongkaran makam Ki Ageng Manggir di Dukuh Manggir, Desa Ngumbul, Kecamatan Todanan, Blora, Jawa Tengah, oleh sejumlah anggota ormas DPD Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS), urung dilaksanakan. Aksi ini sebelumnya dipicu oleh dugaan bahwa makam tersebut adalah makam palsu.
Sempat terjadi ketegangan antara pihak ormas dengan warga setempat yang menolak keras rencana pembongkaran tersebut. Aparat kepolisian dari Polsek Todanan turut hadir di lokasi untuk mengamankan situasi dan memediasi kedua belah pihak. Iptu Joko Sulistyo, Kapolsek Todanan, menjelaskan bahwa permasalahan ini berawal dari kesalahpahaman.
Menurut Pujianto, Bendahara PWI LS Blora, pihaknya berencana melakukan pembongkaran karena menduga makam tersebut palsu dan bukan makam seorang wali. Namun, setelah dilakukan mediasi dengan warga setempat, disepakati untuk membatalkan rencana pembongkaran. Pihaknya akan menelusuri lebih lanjut mengenai silsilah makam yang dianggap sakral oleh warga.
"Dari hasil mediasi ternyata di sini belum di-Ba'Alawi-kan. Dengan cara kita mediasi, kita tunggu perkembangan lebih lanjut," ujar Pujianto.
Ia juga mengaku mendapat informasi bahwa makam tersebut merupakan makam keturunan Keraton Solo. Namun, ia tidak serta merta mempercayai informasi tersebut dan akan melakukan penelusuran lebih lanjut ke Solo untuk memastikan kebenaran silsilah makam tersebut.
Abdul Mukit, Wakil Ketua Pengurus Makam Ki Ageng Manggir, menjelaskan bahwa makam tersebut adalah makam Mbah Abdullah Zarqoni atau Ki Ageng Manggir. Ia menegaskan bahwa penelusuran mengenai sosok di balik makam tersebut telah dilakukan sejak lama, dan Mbah Abdullah Zarqoni diyakini hidup sekitar 300 tahun lalu dan merupakan seorang priyayi dari Mataram yang melakukan uzlah atau mengasingkan diri di wilayah tersebut.
Menanggapi isu bahwa makam tersebut palsu, Abdul Mukit merasa heran dan menegaskan bahwa warga sekitar makam sepakat untuk tidak melakukan pembongkaran. Ia juga menepis tuduhan bahwa Mbah Abdullah Zarqoni adalah keturunan Ba 'Alawi, melainkan seorang tokoh Jawa yang berjasa membuka wilayah tersebut.
Isu mengenai banyaknya makam habib palsu di Indonesia juga disebut menjadi salah satu pemicu rencana pembongkaran makam Ki Ageng Manggir. Namun, warga setempat bersikukuh mempertahankan makam tersebut karena meyakini Mbah Abdullah Zarqoni sebagai babat alas wilayah tersebut.
Saat ini, pihak pengurus makam berencana melakukan penelusuran silsilah Mbah Abdullah Zarqoni hingga ke Keraton Solo untuk memperjelas asal-usulnya. Kapolsek Todanan memastikan situasi di lokasi makam aman dan kondusif, serta mengimbau agar permasalahan ini tidak diperpanjang.
Makam Ki Ageng Manggir sendiri dibangun menggunakan batu bata yang disusun dengan semen pasir. Akses menuju makam cukup curam, namun warga setempat telah membangun tangga berundak secara swadaya untuk memudahkan akses bagi peziarah.