Umat Katolik Yogyakarta Merenungkan Seruan Perdamaian Paus Fransiskus untuk Gaza

Umat Katolik di Yogyakarta berkumpul untuk mengenang Paus Fransiskus dan pesan-pesan perdamaian yang selalu disampaikannya, khususnya seruan terkait konflik di Gaza. Kepergian pemimpin tertinggi umat Katolik ini meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang di seluruh dunia.

Di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru, sejumlah umat mengikuti ibadah Ekaristi harian untuk mendoakan Paus Fransiskus. Sonratho Marola, seorang warga Yogyakarta, mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi dunia, terutama dalam upayanya untuk mewujudkan perdamaian.

"Seruan terakhir beliau tentang Gaza sangatlah bermakna bagi perdamaian dunia," kata Sonratho. Ia juga menambahkan bahwa Paus Fransiskus adalah sosok pemimpin yang patut diteladani, meskipun dalam kondisi sakit, beliau tetap bersemangat dalam memimpin perayaan Paskah.

Ardi, seorang jemaah lainnya, juga merasa terkejut dengan kepergian Paus Fransiskus. Ia mengenang pesan perdamaian terkait Gaza yang disampaikan Paus beberapa hari sebelum wafat. "Pesan Paskah beliau terasa seperti pamitan yang sangat berkesan, apalagi sebelumnya beliau sempat sakit paru-paru," ujarnya.

Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru telah merencanakan untuk mendoakan Paus Fransiskus dalam ibadah Ekaristi harian. Genova Eka Rahayu dari Sekretariat Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru menyatakan bahwa doa untuk Paus Fransiskus akan disisipkan dalam Ekaristi harian. "Dalam perayaan Ekaristi, kami terbiasa mendoakan arwah orang-orang yang sudah meninggal," jelasnya.

Umat Katolik di Yogyakarta dan seluruh dunia merasa kehilangan sosok pemimpin yang gigih memperjuangkan perdamaian. Pesan-pesan perdamaian yang disampaikan Paus Fransiskus akan terus diingat dan menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berupaya mewujudkan dunia yang lebih damai dan adil.