Vandalisme Kaktus di Kebun Raya Bogor, Dua Wisatawan Diberi Sanksi Sosial

Tindakan vandalisme yang dilakukan dua orang wisatawan terhadap tanaman kaktus di Kebun Raya Bogor berbuntut sanksi sosial. Insiden yang terjadi pada Senin (21/4/2025) tersebut melibatkan dua pemuda yang diketahui bernama Adi dan Susanto, dimana mereka menuliskan nama mereka 'Adi+Santo' pada batang kaktus.

Atas perbuatan tersebut, pihak pengelola Kebun Raya Bogor (KRB) memberikan sanksi kepada kedua pelaku berupa kewajiban untuk mengobati kaktus yang dirusak dan membersihkan area taman kaktus dari sampah. General Manager PT Mitra Natura Raya (MNR), Zainal Arifin, menjelaskan bahwa luka pada kaktus akibat goresan dapat menyebabkan pembusukan atau masuknya bakteri. Proses pengobatan akan dilakukan langsung oleh Adi dan Susanto di bawah pengawasan tim hortikultura KRB.

"Pemberian obat itu akan dilakukan dua pemuda tersebut, tapi itu tadi, didampingi tim kami dan diedukasi caranya," ujar Zainal.

Selain itu, sebagai bentuk sanksi sosial, kedua pelaku juga diwajibkan untuk membersihkan area taman kaktus di KRB. Zainal menekankan pentingnya peningkatan pengawasan di seluruh area KRB, terutama di sekitar tanaman-tanaman koleksi. Ia juga mengimbau kepada seluruh pengunjung untuk turut menjaga kelestarian tanaman koleksi yang ada di Kebun Raya Bogor.

"Tentu dengan luasan 87 hektare, kami terus menghimbau dan ada tim patroli yang menghimbau supaya pengunjung tidak melakukan hal tersebut. Akan tetapi, yang paling utama adalah kesadaran dari para pengunjung," kata Zainal.

Alasan Pelaku

Adi dan Susanto mengakui perbuatan mereka dan menyampaikan permintaan maaf. Mereka berdalih bahwa tindakan tersebut dilakukan karena kurangnya edukasi dan hanya sebagai kenang-kenangan. Susanto mengatakan bahwa mereka awalnya hanya iseng dan ikut-ikutan melihat banyak coretan di area tersebut.

"Buat momen aja sih sebenernya, kan di sini banyak ya, jadi kita kepengen (coret nama). Jadi kaya misalnya dia pulang mudik nih, dia ke Bekasi, nih gw punya temen namanya Santo. Iya, jadi buat kenang-kenangan aja," kata Santo.

Meski menyadari perbuatannya salah, Santo beralasan bahwa ia kurang memiliki edukasi mengenai dampak dari tindakan vandalisme terhadap tumbuhan. Ia juga mengaku kurang teliti dalam membaca larangan-larangan yang ada di sekitar Taman Meksiko.

"Jadi awalnya itu cuma ikut-ikutan aja, karena sampai disana juga sudah banyak tulisan. Terus karena saya juga kurangnya edukasi terhadap tumbuhan tersebut dan tidak, kurang teliti dalam membaca larangan-larangan yang ada di sekitar Taman Meksiko," ucapnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pengunjung Kebun Raya Bogor untuk lebih menghargai dan menjaga kelestarian lingkungan serta koleksi tanaman yang ada.