Al Ula: Jejak Arsitektur Lumpur dan Larangan Nabi di Kota Kaum Tsamud
Al Ula, sebuah kota kuno di Arab Saudi, menyimpan pesona tersendiri di balik sejarahnya yang kelam. Dikenal sebagai tempat yang dihindari oleh Nabi Muhammad SAW, kota ini dipercaya sebagai lokasi azab yang menimpa kaum Tsamud. Riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melarang rombongannya memasuki wilayah Al Hijr (Al Ula) saat melewati sumur Nabi Saleh AS, karena khawatir akan tertimpa musibah serupa.
Terlepas dari stigma tersebut, Al Ula menyimpan warisan arsitektur yang unik. Bangunan-bangunan di kota ini tidak dibangun dengan material modern seperti kayu atau beton, melainkan menggunakan tanah lumpur yang diolah dengan teknik khusus. Lumpur yang digunakan bukanlah lumpur biasa, melainkan hasil fermentasi yang kompleks. Proses pembuatannya melibatkan kolam penampungan air dan pasir yang diinjak-injak hingga tercampur sempurna. Campuran ini kemudian dibiarkan selama minimal sepuluh hari sebelum diuji kelayakannya.
Setelah lolos uji, lumpur fermentasi dicampur dengan jerami dan dimasukkan ke dalam cetakan kayu untuk membentuk bata. Bata lumpur ini kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga mengeras. Proses pembangunan dilakukan dengan menumpuk bata-bata tersebut menggunakan lumpur sebagai perekat, mirip dengan penggunaan semen pada bangunan modern. Sebagai sentuhan akhir, bangunan diperkuat dengan tanah bulat, campuran lumpur fermentasi tanpa jerami, dan dicat dengan warna-warna tanah.
Teknik konstruksi tradisional ini telah diwariskan secara turun temurun oleh penduduk Al Ula. Meskipun bangunan lumpur tergolong kuat dan kokoh, pemilik rumah tetap melakukan penggantian lumpur secara berkala untuk mencegah keretakan pada fondasi. Saat ini, Al Ula telah bertransformasi menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi. Kota ini menjadi bagian dari proyek pengembangan Arab Saudi, Visi Kerajaan 2030, yang bertujuan untuk meningkatkan sektor pariwisata.
Komisi Kerajaan untuk AlUla (RCU) ditunjuk untuk merehabilitasi rumah-rumah lumpur di kota tua Al Ula. Proyek restorasi ini bertujuan untuk melestarikan warisan arsitektur unik kota ini dan merevitalisasi tatanan kota tradisional. RCU berupaya melindungi warisan nasional dan memperkuat identitas budaya khas provinsi tersebut melalui penggunaan material asli seperti tanah liat, batu, dan pohon palem, serta memadukannya dengan teknik pembangunan modern yang ramah lingkungan. Kerjasama dengan ahli arsitektur dan pengrajin lokal juga dilakukan untuk memastikan standar rehabilitasi terpenuhi.
- Proyek Restorasi Al Ula meliputi:
- Rehabilitasi kota tua
- Area warisan
- Situs bersejarah yang berdekatan
- Penggunaan kembali bangunan bersejarah
Al Ula kini menjadi saksi bisu perpaduan antara sejarah kelam dan keindahan arsitektur tradisional. Upaya pelestarian yang dilakukan diharapkan dapat menjaga warisan kota ini untuk generasi mendatang.