Penyelidikan Kasus Pembunuhan di Kota Wisata: Tersangka Jalani Observasi Kejiwaan di RS Polri Kramat Jati
Pihak kepolisian terus mendalami kasus pembunuhan seorang pemuda berinisial R (23) yang terjadi di kawasan perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa tersangka dalam kasus ini tengah menjalani pemeriksaan psikiatri di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Menurut Kapolsek Gunung Putri, AKP Aulia Robby, identitas lengkap pelaku masih dalam proses penyelidikan. Langkah observasi kejiwaan ini diambil untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi mental tersangka. Tujuannya adalah untuk memahami motif di balik tindakan keji tersebut dan memastikan proses hukum berjalan dengan adil.
"Saat ini, terduga pelaku sedang dilakukan observasi psikiatri oleh dokter di RS Polri Kramat Jati," ujar AKP Aulia Robby, memberikan keterangan pada Senin (21/4/2025).
Polisi terus berupaya menggali informasi terkait motif pembunuhan. Tersangka saat ini telah ditetapkan statusnya, dan pihak kepolisian menjeratnya dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan atau Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
Sebelumnya, tim penyidik berhasil menemukan senjata tajam yang diduga digunakan oleh pelaku untuk menghabisi nyawa korban. Pisau tersebut ditemukan di area rerumputan yang tidak jauh dari lokasi kejadian perkara.
"Untuk update terkini itu pisaunya sudah ditemukan dan kita tanyakan, dia (mengaku) itu pisau dia. Ditemuin ada di dekat TKP di rumput-rumput," kata Aulia.
Berdasarkan pemeriksaan awal, diketahui bahwa pisau tersebut bukanlah jenis pisau dapur atau badik, melainkan pisau biasa dengan gagang yang terbuat dari karet. Penemuan ini menjadi petunjuk penting dalam mengungkap kronologi kejadian.
Lebih lanjut, Kapolsek Gunung Putri menjelaskan bahwa proses interogasi terhadap tersangka mengalami kendala. Keterangan yang diberikan oleh tersangka dinilai tidak konsisten dan sulit dipahami, sehingga memunculkan dugaan adanya gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, pemeriksaan psikiatri dianggap sebagai langkah yang krusial untuk mendapatkan informasi yang akurat dan komprehensif.
"Belum bisa digali lagi informasinya. Diperiksa sih sudah, cuma omongannya belum nyambung," ungkap Aulia.
Pihak kepolisian berharap bahwa hasil pemeriksaan kejiwaan dapat memberikan titik terang dalam kasus ini. Meskipun demikian, mereka tetap berupaya untuk memastikan bahwa tersangka dalam kondisi mental yang stabil dan mampu bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Kita sih berharapnya orangnya normal ya, cuma karena stres atau depresi itu masih kita upayakan untuk periksa kejiwaannya dulu. Masih kita komunikasikan dulu dengan rumah sakit," pungkasnya.