Pencarian Juriyah, Warga Pamekasan yang Hilang Misterius, Dihentikan

Pencarian Juriyah, Warga Pamekasan yang Hilang Misterius, Dihentikan

Setelah upaya pencarian intensif selama lebih dari tiga pekan, pencarian Juriyah (65), warga Desa Tebul Timur, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang hilang sejak 13 Februari 2025, resmi dihentikan. Keputusan ini diambil setelah berbagai upaya, baik yang bersifat teknis maupun non-teknis, tidak membuahkan hasil. Hilangnya Juriyah, yang pamit untuk mencari rumput di sore hari dan hanya meninggalkan sandal serta aritnya di area semak belukar, telah menimbulkan kehebohan dan spekulasi di masyarakat setempat, termasuk rumor penculikan oleh makhluk halus.

Proses pencarian yang melibatkan berbagai elemen, termasuk aparat kepolisian dari Polsek Pegantenan, Tim SAR gabungan, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, dan warga setempat, telah dilakukan secara maksimal. Upaya pencarian bahkan melibatkan anjing pelacak K-9 dari Polda Jawa Timur selama satu hari penuh. Namun, semua usaha tersebut tak membuahkan petunjuk keberadaan Juriyah. BPBD telah mendirikan tenda di sekitar lokasi penemuan barang-barang milik korban selama satu minggu untuk memperluas jangkauan pencarian. Doa bersama yang dilakukan warga dan tokoh masyarakat, serta upaya mendatangkan paranormal, juga tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Iptu Heri Siswanto, Kepala Polisi Sektor Pegantenan, membenarkan penghentian pencarian tersebut. Beliau menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan kesepakatan Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) dan keluarga Juriyah setelah berbagai upaya pencarian dengan sumber daya manusia dan anjing pelacak telah dilakukan secara optimal. "Pencarian sudah dihentikan," ungkap Iptu Heri kepada Kompas.com. Beliau menambahkan bahwa upaya selanjutnya mungkin akan berfokus pada aspek spiritual mengingat beberapa pihak meyakini keterlibatan unsur gaib dalam kasus ini. Namun, penghentian pencarian ini didasarkan pada fakta bahwa upaya pencarian yang mengandalkan kemampuan manusia dan anjing pelacak telah gagal menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

Kondisi kesehatan mental Juriyah yang dikabarkan terganggu juga menjadi pertimbangan dalam kasus ini. Kehilangannya menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan warga Desa Tebul Timur. Meskipun pencarian resmi telah dihentikan, kehilangan Juriyah tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan, menyisakan pertanyaan besar tentang nasib sebenarnya dari warga Pamekasan tersebut. Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang perlunya pendekatan komprehensif dan terpadu dalam menghadapi kasus kehilangan orang yang melibatkan berbagai kemungkinan, termasuk aspek medis dan sosial.

Meskipun pihak kepolisian telah menghentikan pencarian secara resmi, keluarga masih membuka peluang adanya informasi lebih lanjut dari masyarakat. Harapan untuk menemukan Juriyah, baik hidup maupun meninggal, tetap ada. Masyarakat diharapkan tetap memberikan informasi apapun yang sekiranya dapat membantu mengungkap misteri hilangnya Juriyah.