Kirab Mahkota Binokasih Iringi Napak Tilas Sejarah di Kabupaten Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bersiap menyambut Kirab Mahkota Binokasih, sebuah artefak bersejarah yang dulunya menjadi bagian penting dari Kerajaan Galuh dan pernah digunakan oleh Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada sore hari ini, dengan rute kirab yang membentang dari Jalan Raya Karadenan hingga Jalan Tegar Beriman sejauh kurang lebih 6 kilometer.

Guna memastikan kelancaran acara dan meminimalisir dampak terhadap lalu lintas, pihak kepolisian telah menyiapkan serangkaian rekayasa lalu lintas. Iptu Ardian Novianto, KBO Satlantas Polres Bogor, menjelaskan bahwa pengaturan lalu lintas akan sangat bergantung pada kondisi arus kendaraan pada sore hari. Mengingat Jalan Raya Sukahati biasanya mengalami kepadatan lalu lintas yang tinggi, skenario pengalihan arus telah disiapkan.

Berikut adalah detail rekayasa lalu lintas yang disiapkan:

  • Pengalihan Arus Kendaraan dari Arah Kota Bogor: Apabila volume kendaraan dari arah Kota Bogor menuju kawasan Pemda Bogor padat, kendaraan akan dialihkan melalui Jalan Mandala Raya menuju Kandang Roda.
  • Kendaraan Besar: Kendaraan besar tidak akan dialihkan, melainkan akan diarahkan ke kantong parkir yang telah disiapkan untuk menunggu iring-iringan kirab melintas.
  • Akses Warga Setempat: Warga yang tinggal di sepanjang rute kirab tetap dapat melintas dengan arahan petugas di lapangan.
  • Pengalihan di Simpang Sukahati: Kendaraan dari arah Sukahati dan Bambu Kuning yang menuju Karadenan akan diluruskan ke arah Pemda atau Pakansari, menghindari Jalan Raya Karadenan.
  • Contraflow di Jalan Tegar Beriman: Kendaraan yang akan melintas Jalan Tegar Beriman menuju Jalan Raya Bogor akan dialihkan menggunakan sistem contraflow di sisi kanan jalan, khususnya bagi kendaraan yang menuju CCM (Cibinong City Mall).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, menyampaikan bahwa Kirab Mahkota Binokasih ini merupakan yang pertama kali diadakan di Kabupaten Bogor. Sebelumnya, acara serupa pernah digelar di Kota Bogor. Yudi Santosa menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan juga sarana edukasi sejarah yang penting untuk memahami Kerajaan Galuh, Pajajaran, hingga Sumedang Larang, melalui simbol Mahkota Binokasih yang tetap lestari hingga kini.

Kegiatan kirab ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam Mahkota Binokasih, sekaligus menjadi daya tarik wisata yang dapat meningkatkan perekonomian daerah. Dengan persiapan matang dan dukungan dari berbagai pihak, Kirab Mahkota Binokasih diharapkan berjalan sukses dan memberikan pengalaman yang berkesan bagi seluruh masyarakat.