Trauma Masa Kecil Dorong Shania Twain Ingin Menjadi Binaragawati

Trauma Masa Kecil Dorong Shania Twain Ingin Menjadi Binaragawati

Penyanyi kenamaan Shania Twain mengungkapkan pengalaman pahit pelecehan seksual di masa kecilnya dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Us Weekly. Pengalaman traumatis tersebut, menurutnya, telah membentuk persepsi negatif terhadap tubuhnya sendiri dan mendorong keinginan untuk menjadi binaragawati sebagai bentuk perlindungan diri. Shania, yang kini berusia 59 tahun, mengatakan, "Aku selalu merasa tidak nyaman dengan tubuhku. Sejak kecil, aku sering disentuh secara tidak pantas. Aku berada dalam situasi di mana aku benci menjadi perempuan." Keinginan untuk menjadi binaragawati muncul sebagai respons atas ketidaknyamanan dan rasa tidak aman yang dialaminya. "Aku ingin menjadi pria besar dan kuat yang tidak bisa diganggu. Tidak ada yang bisa sembarangan menyentuh lenganku atau pantatku tanpa izin," ujarnya. Ia mengungkapkan bahwa kebencian terhadap bentuk tubuhnya, khususnya payudara dan pinggul, berasal dari pengalaman pelecehan tersebut. Shania merasa atribut kewanitaannya membuatnya semakin rentan. Ia juga menjelaskan bahwa standar kecantikan yang diinternalisasinya sejak kecil, yaitu tubuh kurus layaknya model, justru memperburuk persepsinya tentang dirinya sendiri.

Lebih lanjut, Shania memaparkan dampak traumatis pelecehan fisik dan seksual yang dialaminya dari ayah tirinya, Jerry Twain. Pengalaman ini turut diungkapkannya dalam wawancara tahun 2022. Sebagai mekanisme pertahanan diri, ia sengaja mengenakan pakaian yang menutupi tubuhnya, seperti bra yang terlalu kecil dan pakaian ketat, agar terhindar dari tatapan dan sentuhan yang tidak diinginkan. "Aku melakukan segala cara supaya tidak kelihatan seperti perempuan. Aku ingin tetap tidak terlihat," kenangnya. Tidak hanya Shania, ibunya juga menjadi korban kekerasan dari Jerry Twain. Keduanya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil pada tahun 1987, meninggalkan luka mendalam bagi Shania. Namun, di tengah trauma yang dialaminya, Shania mampu bangkit. Di usia pertengahan 20-an, ia mulai berdamai dengan tubuhnya sendiri. Keberhasilannya mendapatkan kontrak rekaman menjadi titik balik dalam hidupnya. "Waktu akhirnya dapat kontrak rekaman, aku sudah menjadi perempuan yang berbeda. Begitu masuk ruangan, aku bisa menunjukkan dengan bahasa tubuhku bahwa aku tidak bisa diganggu. Aku ingin perempuan muda belajar untuk memancarkan kepercayaan diri itu juga," tuturnya, menekankan pentingnya kepercayaan diri bagi para perempuan muda dalam menghadapi tantangan serupa.

Pengalaman Shania Twain menyoroti pentingnya kesadaran akan isu pelecehan seksual dan dampak traumatisnya terhadap korban. Kisahnya menjadi pengingat akan betapa pentingnya dukungan dan upaya untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan. Perjalanan hidupnya dari korban pelecehan seksual hingga menjadi penyanyi terkenal yang percaya diri memberikan inspirasi bagi banyak perempuan untuk menghadapi masa lalu mereka dan menemukan kekuatan di dalam diri. Pernyataan Shania tentang pentingnya memancarkan kepercayaan diri juga menjadi pesan penting bagi perempuan muda untuk melindungi diri dan mempertahankan batasan personal mereka.