Relokasi Produksi iPhone ke AS: Mitos atau Realita dalam Industri Teknologi?

Relokasi Produksi iPhone ke AS: Mitos atau Realita dalam Industri Teknologi?

Ikon teknologi global, iPhone, selalu menyertakan pesan singkat namun bermakna: "Designed by Apple in California." Pesan ini menegaskan identitas desain Amerika, meskipun realitas produksinya jauh lebih kompleks. Sebagian besar perakitan iPhone, yang penjualannya mencapai ratusan juta unit per tahun, saat ini berpusat di Tiongkok. Dorongan untuk memindahkan produksi iPhone ke Amerika Serikat telah menjadi topik perdebatan yang intens, terutama dengan tekanan dari pemerintahan sebelumnya.

Sekretaris Pers Gedung Putih sebelumnya, Karoline Leavitt, secara eksplisit menyatakan keinginan pemerintah agar perusahaan teknologi memindahkan produksi mereka kembali ke AS. Argumentasinya menekankan perlunya mengurangi ketergantungan pada Tiongkok untuk teknologi penting seperti semikonduktor, chip, smartphone, dan laptop. Namun, gagasan ini menghadapi tantangan yang signifikan.

Eli Friedman, mantan penasihat akademis Apple, berpendapat bahwa memindahkan operasi perakitan Apple ke AS adalah sebuah "fantasi belaka." Diversifikasi rantai pasokan Apple dari Tiongkok telah menjadi agenda sejak lama, namun Amerika Serikat tidak pernah menjadi pilihan yang layak karena berbagai kendala.

Tantangan Kompleks dalam Memindahkan Produksi iPhone

Beberapa faktor utama menghalangi relokasi produksi iPhone ke AS:

  • Rantai Pasokan yang Kompleks: Ekosistem rantai pasokan dan manufaktur Apple di Tiongkok sangat canggih dan terintegrasi. Membangun infrastruktur serupa di AS akan membutuhkan investasi besar dan waktu yang signifikan.
  • Ketersediaan Tenaga Kerja Terampil: AS menghadapi kekurangan tenaga kerja yang terampil dalam skala yang dibutuhkan untuk mendukung produksi iPhone. Foxconn, mitra perakitan utama Apple, mempekerjakan ratusan ribu pekerja di satu lokasi di Tiongkok. Mencari dan melatih tenaga kerja yang sebanding di AS akan menjadi tugas yang berat.
  • Keunggulan Kualitas Tenaga Kerja: Tim Cook, CEO Apple, pernah menyatakan bahwa Apple mengandalkan Tiongkok bukan hanya karena biaya tenaga kerja yang rendah, tetapi juga karena kualitas keterampilan yang tersedia di sana.
  • Biaya Produksi: Memindahkan produksi ke AS kemungkinan akan meningkatkan biaya produksi secara signifikan, yang dapat memengaruhi harga jual iPhone.

Alternatif lain yang lebih realistis adalah diversifikasi rantai pasokan ke negara-negara seperti Vietnam dan India. Meskipun demikian, sebagian besar perakitan Apple masih akan tetap berada di Tiongkok untuk saat ini.

Meskipun tekanan politik dan keinginan untuk menciptakan lapangan kerja di AS mungkin mendorong relokasi produksi, realitas ekonomi dan logistik menunjukkan bahwa "iPhone Made in USA" masih jauh dari kenyataan. Masa depan produksi iPhone kemungkinan akan melibatkan campuran diversifikasi rantai pasokan dan ketergantungan berkelanjutan pada Tiongkok sebagai pusat manufaktur utama.