Gaikindo Dorong Pemerintah Prioritaskan Pengembangan Bahan Bakar Nabati Dibanding Hidrogen

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyarankan pemerintah untuk memfokuskan upaya pada pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dan kendaraan yang kompatibel, alih-alih langsung beralih ke hidrogen.

Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyampaikan pandangan ini menanggapi wacana pemberian insentif untuk pengembangan mobil hidrogen, yang sebelumnya diutarakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut Kukuh, BBN merupakan opsi yang lebih realistis dan teruji dalam mencapai target net zero emission (NZE) atau nol emisi.

"Untuk saat ini, fokuslah pada solusi yang sudah terbukti. Jika tujuannya adalah mencapai nol emisi, jangan langsung beralih ke hidrogen, karena memerlukan teknologi yang sangat berbeda," ujar Kukuh.

Kukuh menekankan bahwa pengembangan kendaraan hidrogen membutuhkan dukungan sumber daya yang signifikan, teknologi canggih, dan infrastruktur yang saat ini belum memadai. Ia mengingatkan perlunya kajian komprehensif sebelum mendorong investasi di sektor ini.

"Perlu ada studi mendalam. Jangan sampai kita mendorong investor masuk, tetapi pasokan hidrogennya tidak tersedia. Kajian yang komprehensif sangat diperlukan," tegasnya.

Kukuh juga mencontohkan pengalaman dengan penggunaan gas alam terkompresi (CNG) dan gas alam cair (LNG) pada armada bus dan truk. Inisiatif ini terhenti karena masalah kesinambungan pasokan. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga dalam mempertimbangkan sumber energi alternatif.

Lebih lanjut, Kukuh menyarankan pemerintah untuk mengikuti peta jalan yang telah ditetapkan untuk mencapai target NZE pada tahun 2060. Peta jalan ini mencakup peningkatan penggunaan BBN seperti biodiesel B40 dan bioetanol E5.

"Jika kita ingin beralih ke kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), ada tahapan yang bisa dilalui. Sebelum mencapai elektrifikasi penuh, kita bisa mengembangkan biofuel, biodiesel, dan bioetanol dari bahan bakar konvensional," jelasnya.

Dengan demikian, Gaikindo meyakini bahwa pengembangan BBN merupakan langkah yang lebih strategis dan realistis dalam mencapai target pengurangan emisi, sambil menunggu kesiapan teknologi dan infrastruktur hidrogen.