Pelestari Tradisi: Kisah Inspiratif Mbah Katipah, Sang Penjaga Kesehatan Ibu dan Bayi di Demak
Di tengah arus modernisasi yang kian deras, masih tersimpan secercah harapan dalam diri seorang perempuan bernama Mbah Katipah. Di usianya yang senja, ia terus mengabdikan diri untuk melestarikan tradisi perawatan ibu dan bayi di Desa Kedungwaru Kidul, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Profesi sebagai dukun bayi dan ahli pijat tradisional telah ia lakoni selama lebih dari dua dekade, menjadikannya sosok yang dihormati dan disegani di kalangan masyarakat.
Bagi Mbah Katipah, menjadi seorang dukun bayi bukan sekadar mata pencaharian, melainkan sebuah panggilan jiwa. Setiap pagi, dengan langkah yang tak lagi gesit, ia menyusuri jalanan desa, mengunjungi rumah-rumah yang membutuhkan bantuannya. Ia memandikan bayi-bayi mungil, memberikan perawatan bagi ibu-ibu pasca melahirkan, dan tak lupa memberikan edukasi tentang cara merawat bayi secara tradisional. Prosesi ini berlangsung selama 40 hari, sebuah tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Namun, pengabdian Mbah Katipah tak hanya terbatas pada perawatan bayi. Ia juga mahir dalam memberikan pijatan tradisional bagi orang dewasa dan lansia. Sentuhan tangannya diyakini mampu meredakan berbagai keluhan, mulai dari pegal linu hingga masuk angin. Tak heran jika rumahnya selalu ramai dikunjungi pasien dari berbagai daerah, bahkan dari kota-kota besar seperti Kudus dan Semarang.
Selain keahliannya dalam merawat dan memijat, Mbah Katipah juga dikenal dengan ramuan jamu tradisionalnya. Setiap malam minggu, ia menyempatkan diri untuk menumbuk berbagai jenis rempah-rempah, seperti kunir merah, jahe, kunci, dan dedaunan yang tumbuh di sekitar rumahnya. Jamu racikannya dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan demam, dan menambah nafsu makan.
Meski usianya tak lagi muda, semangat Mbah Katipah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat tak pernah padam. Ia tak pernah memungut biaya sepeser pun atas jasa-jasanya. Baginya, ini adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat dan upaya untuk melestarikan tradisi yang telah menjadi bagian dari hidupnya. Ia selalu menekankan bahwa kesembuhan datangnya dari Tuhan, dan ia hanya bertugas sebagai perantara.
Namun, Mbah Katipah juga menyadari keterbatasannya. Ia tak segan-segan menyarankan pasiennya untuk berkonsultasi dengan dokter jika penyakit yang diderita memerlukan penanganan medis yang lebih intensif. Ia percaya bahwa pengobatan tradisional dan modern dapat berjalan berdampingan untuk mencapai kesembuhan yang optimal.
Kisah Mbah Katipah adalah cerminan dari semangat Kartini di era modern. Ia adalah sosok perempuan yang gigih, berdedikasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan segala keterbatasan yang ada, ia terus berjuang untuk melestarikan tradisi, menjaga kesehatan ibu dan bayi, serta menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan menghargai warisan budaya bangsa.
- Perawatan Bayi
- Pijat Tradisional
- Jamu Tradisional
- Pengabdian Masyarakat
- Pelestarian Tradisi