IHSG Sentuh Level 6.456 di Sesi Pagi, Investor Asing Terus Catat Outflow
markdown Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sinyal positif pada perdagangan pagi ini, bergerak memasuki zona hijau dan mencapai level 6.456. Pada pukul 09.10, indeks tercatat berada di posisi 6.456,78, menguat 18,51 poin atau 0,29% dari pembukaan di level 6.450,31.
Pergerakan IHSG pada sesi pagi ini mencatatkan level tertinggi di 6.460,13 dan level terendah di 6.437,85. Aktivitas perdagangan menunjukkan volume transaksi mencapai 1,91 miliar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 642,91 miliar. Tercatat 81.423 kali frekuensi transaksi, dengan komposisi 235 saham mengalami kenaikan, 153 saham melemah, dan 222 saham stagnan.
Secara kumulatif, performa IHSG menunjukkan fluktuasi dalam beberapa periode waktu terakhir. Dalam sepekan terakhir, indeks menguat 3,11%. Namun, dalam satu bulan terakhir terjadi penurunan sebesar 3,12%. Penurunan lebih signifikan terlihat dalam tiga bulan terakhir, mencapai 9,88%. Tren penurunan juga berlanjut dalam periode enam bulan terakhir dengan pelemahan sebesar 16,11%. Secara year-to-date (YTD), IHSG melemah 8,80%, dan dalam setahun terakhir mengalami penurunan sebesar 11,91%.
Pada penutupan perdagangan Kamis (17/4/2025) pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,60% atau 38,21 poin di level 6.438. Proyeksi dari Financial Expert Ajaib Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak mixed dalam rentang 6.340-6.520.
Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas, menyampaikan bahwa meskipun IHSG menunjukkan penguatan dalam sepekan terakhir sebesar 2,81%, investor asing terus mencatatkan outflow di pasar ekuitas domestik senilai Rp 13,6 triliun (data per 17/4/2025).
Setelah penundaan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, selama 90 hari, pemerintah Indonesia aktif melakukan negosiasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah memulai negosiasi dengan United States Trade Representative (USTR) dan Secretary of Commerce AS.
Fokus negosiasi mencakup peningkatan kuota impor dari AS untuk produk energi, pertanian, serta engineering, procurement, construction (EPC). Selain itu, insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS juga menjadi bagian dari kerangka kerja sama yang ditargetkan selesai dalam 60 hari.
Pelaku pasar juga menantikan keputusan suku bunga BI-Rate yang diperkirakan akan tetap di level 5,75%.
Dari pasar global, bursa Wall Street menunjukkan pergerakan bervariasi dengan kecenderungan melemah. Indeks Dow Jones turun 1,33%. Pasar mencermati rilis kinerja keuangan kuartalan emiten dan kekhawatiran atas potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi global akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump. Kritik Trump terhadap Jerome Powell juga menambah ketidakpastian.
Di sisi lain, bursa di kawasan Asia Pasifik ditutup positif pada akhir pekan lalu. Indeks Nikkei 225 naik 2,39% (17/4/2025) setelah Trump mengumumkan kemajuan dalam diskusi dengan pemerintah Jepang. Sebelumnya, Jepang menghadapi potensi tarif resiprokal sebesar 24% dan tarif lainnya sebesar 25% untuk sektor otomotif dan suku cadang.