Harga Ayam Anjlok, Peternak Unggas Nasional Merugi Besar
Kondisi pasar unggas nasional saat ini tengah mengalami turbulensi yang signifikan. Harga ayam hidup, atau livebird, mengalami penurunan drastis dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran mendalam di kalangan peternak ayam di seluruh Indonesia. Penurunan harga ini tidak hanya mengikis keuntungan, tetapi juga menyeret para peternak ke jurang kerugian yang substansial.
Menurut Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), harga livebird saat ini berkisar antara Rp 11.500 hingga Rp 12.000 per kilogram. Angka ini jauh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) yang mencapai Rp 17.500 per kilogram. Selisih yang sangat besar ini menyebabkan peternak merugi sekitar Rp 5.500 untuk setiap kilogram ayam yang dijual. Kerugian ini semakin terasa bagi peternak yang memiliki skala produksi besar, dengan potensi kerugian mencapai puluhan juta rupiah.
Kondisi ini diperparah dengan adanya Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 5 Tahun 2022 yang menetapkan Harga Acuan Pembelian (HAP) ayam hidup di tingkat produsen sebesar Rp 21.000–Rp 23.000 per kilogram. Artinya, harga jual saat ini bahkan tidak mencapai separuh dari harga acuan yang ditetapkan pemerintah.
Beberapa faktor disinyalir menjadi penyebab utama anjloknya harga ayam. Salah satunya adalah oversupply atau kelebihan pasokan ayam di pasar. Setelah periode Lebaran, daya beli masyarakat cenderung menurun, sehingga permintaan terhadap ayam juga ikut melemah. Akibatnya, pasar tidak mampu menyerap seluruh produksi ayam yang ada, sehingga harga pun tertekan.
Penurunan harga ayam hidup ini juga berdampak pada harga produk unggas lainnya, seperti karkas ayam dan telur. Meskipun tidak separah ayam hidup, penurunan harga kedua produk ini tetap memberikan tekanan tambahan bagi peternak.
GOPAN telah mengambil langkah proaktif dengan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian. Tujuannya adalah untuk mencari solusi bersama dalam mengatasi masalah ini dan melindungi para peternak dari kerugian yang lebih besar.
GOPAN mengusulkan beberapa solusi kepada pemerintah, antara lain:
- Intervensi Pasar: Pemerintah diharapkan dapat membantu menyerap ayam hidup dan telur dari peternak melalui berbagai program.
- Program Pencegahan Stunting: Melibatkan peternak dan pedagang ayam dalam program pencegahan stunting dengan menyediakan ayam dan telur sebagai sumber protein hewani yang terjangkau.
- Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Mendorong penyerapan ayam dan telur melalui program Makan Bergizi Gratis, yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan dan membantu menstabilkan harga.
Diharapkan dengan adanya langkah-langkah konkret dari pemerintah, kondisi pasar unggas dapat segera pulih dan para peternak dapat kembali beroperasi dengan menguntungkan. Kelangsungan industri peternakan unggas sangat penting bagi ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan para peternak.