Penyesalan Pria Jakarta: Pilih Vasektomi Muda, Kini Ditinggal dan Tak Bisa Punya Anak

Kisah pilu dialami Hidayatulloh, seorang pria asal Jakarta Pusat yang kini menyesali keputusannya melakukan vasektomi di usia 26 tahun. Niat baiknya untuk meringankan beban mantan istri berujung pahit, setelah perceraian dan kenyataan bahwa ia tak lagi bisa memiliki keturunan.

Ata, sapaan akrabnya, mengungkapkan penyesalannya melalui sebuah unggahan viral di TikTok. Ia menceritakan bagaimana ia rela menjalani vasektomi demi memenuhi keinginan mantan istrinya yang tidak ingin memiliki anak lagi. Namun, takdir berkata lain. Sang istri justru pergi meninggalkannya, menikah dengan pria lain, dan kini telah memiliki anak.

"Saya rela vasektomi tidak bisa punya anak lagi, demi menuruti kemauan dia tidak ingin memiliki anak lagi, tetapi dia malah pergi dan menikah, serta hamil dengan pria lain," ungkap Ata dalam unggahannya.

Setelah perceraian, Ata mengaku hanya ingin fokus membesarkan anaknya. Ia tak lagi memikirkan kemungkinan untuk menikah lagi, menyadari bahwa dirinya tak lagi bisa memberikan keturunan.

"Mau nikah lagi pun nggak akan ada yang mau karena sudah nggak bisa punya anak lagi," ujarnya dengan nada sedih.

Keputusan Ata untuk melakukan vasektomi di usia muda didasari oleh rasa iba melihat perjuangan mantan istrinya yang telah tiga kali melahirkan secara normal. Ia merasa bertanggung jawab untuk berbagi beban tersebut.

"Mungkin aku terlalu bodoh, tetapi waktu itu nggak tega lihat istri sudah tiga kali lahiran normal. Sekarang apa mau dikata," sesalnya.

Saat dihubungi oleh awak media, Ata berpesan kepada para pria, khususnya yang berusia di bawah 30 tahun, untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk melakukan vasektomi.

"Teruntuk khususnya suami yang masih usianya di bawah 30 tahun, saran saya renungkan dengan bijak jika mau melakukan vasektomi. Semoga keluarga kita semua selalu dalam lindungan Allah," pesannya.

Ata, yang kini berusia 31 tahun, mengaku tidak merasakan efek samping apapun setelah menjalani prosedur vasektomi. Ia menjalani vasektomi secara gratis melalui program pemerintah daerah.

"Paling nyeri pada area kelamin, tapi alhamdulillah itu nggak terlalu lama, hanya 3-5 hari awal-awal vasektomi, sekarang sudah normal tidak ada keluhan apapun," jelasnya.

Vasektomi sendiri merupakan prosedur kontrasepsi pada pria yang dilakukan dengan cara memutus saluran sperma dari testis. Dengan demikian, air mani tidak akan mengandung sperma sehingga kehamilan dapat dicegah. Prosedur ini bersifat permanen, sehingga pria yang menjalaninya tidak akan bisa lagi memiliki keturunan secara alami.

Kisah Ata menjadi pelajaran berharga bagi banyak pria, terutama mereka yang masih muda, untuk mempertimbangkan segala aspek sebelum mengambil keputusan besar terkait kesehatan reproduksi. Vasektomi adalah pilihan yang serius dan memiliki konsekuensi jangka panjang, sehingga perlu dipikirkan matang-matang dengan melibatkan pasangan dan mempertimbangkan kemungkinan perubahan di masa depan.