Remaja Putri Korban Perundungan di Jakarta Barat Mendapat Pendampingan Psikologis

Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat memberikan perhatian khusus terhadap seorang remaja putri yang menjadi korban perundungan di wilayah Tambora. Tindakan perundungan yang disertai kekerasan fisik ini viral di media sosial dan memicu keprihatinan publik. Saat ini, pihak kepolisian fokus pada pemulihan kondisi psikologis korban.

Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra, menyatakan bahwa keselamatan dan kesejahteraan korban menjadi prioritas utama. Tim dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) telah diterjunkan untuk memberikan pendampingan psikologis secara intensif kepada korban. Langkah ini diambil untuk membantu korban mengatasi trauma akibat kejadian yang dialaminya.

Selain fokus pada pemulihan korban, pihak kepolisian juga telah mengamankan tiga orang remaja yang diduga sebagai pelaku perundungan. Mengingat usia para pelaku yang masih di bawah umur, mereka dititipkan di Rumah Aman Handayani. Proses hukum terhadap para pelaku akan dilakukan sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Undang-undang ini mengatur secara khusus mengenai penanganan perkara yang melibatkan anak-anak sebagai pelaku tindak pidana.

AKP Dimitri Mahendra mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para orang tua, untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Ia menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam membentuk karakter anak agar tidak terjerumus ke dalam perilaku yang menyimpang. Kasus perundungan ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak mengenai dampak negatif dari kurangnya pengawasan dan pendidikan karakter.

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan aksi perundungan yang dialami korban. Dalam video tersebut, korban terlihat dikelilingi oleh beberapa remaja perempuan. Salah seorang pelaku terlihat memukul korban berulang kali, sementara korban hanya bisa pasrah dan meringis kesakitan. Aksi kekerasan ini memicu kecaman dari warganet yang menyayangkan tindakan brutal tersebut.

Pihak kepolisian terus melakukan pendalaman terhadap kasus ini untuk mengungkap motif dan kronologi kejadian secara lebih detail. Mereka juga berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Sosial dan pihak sekolah, untuk memberikan dukungan kepada korban dan para pelaku. Penanganan kasus ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan mencegah terjadinya kasus serupa di kemudian hari.

Berikut adalah poin-poin penting dalam penanganan kasus ini:

  • Pendampingan Psikologis: Prioritas utama adalah memberikan pendampingan psikologis kepada korban untuk mengatasi trauma.
  • Penanganan Pelaku: Proses hukum terhadap pelaku dilakukan sesuai dengan Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak.
  • Imbauan kepada Masyarakat: Orang tua diimbau untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka.
  • Pencegahan: Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.