Pernikahan Tidak Sehat: Antara Perceraian dan Upaya Perbaikan

Pernikahan Tidak Sehat: Antara Perceraian dan Upaya Perbaikan

Perceraian artis Asri Welas baru-baru ini menyoroti isu pernikahan yang tidak sehat. Pengakuan Asri mengenai konflik yang dipendam bertahun-tahun sebelum akhirnya memutuskan berpisah, menjadi cerminan bagi banyak pasangan yang menghadapi permasalahan serupa. Keengganan untuk berkomunikasi secara terbuka dan mencari bantuan profesional, seringkali justru memperparah situasi dan berujung pada putusnya ikatan pernikahan.

Coach Deny Hen, konselor pernikahan dan pendiri Pembelajar Hidup, mengungkapkan bahwa rata-rata pasangan bertahan dalam konflik selama bertahun-tahun sebelum akhirnya mencari bantuan atau bercerai. Kebiasaan menutupi masalah dan menghindari komunikasi langsung, menurutnya, merupakan kesalahan fatal. "Menutupi masalah tidak menjamin hubungan akan terjalin erat," tegas Coach Deny dalam wawancara dengan Kompas.com pada Rabu, 5 Maret 2025. Ia menekankan pentingnya peran profesional dalam membantu pasangan mengatasi permasalahan yang rumit. "Sudah saatnya minta bantuan profesional, karena kondisi tidak akan membaik dengan sendirinya," imbuhnya.

Namun, perceraian bukanlah satu-satunya jalan keluar. Psikolog klinis Nirmala Ika memberikan perspektif berbeda dalam wawancara terpisah dengan Kompas.com pada Selasa, 4 Maret 2025. Ia menyoroti pentingnya komunikasi terbuka dan upaya perbaikan hubungan sebelum mengambil keputusan yang permanen. "Perceraian bukan selalu menjadi solusi yang terbaik," ujarnya. Nirmala menekankan perlunya perubahan dalam relasi dan perbaikan komunikasi sebagai langkah awal untuk mengatasi konflik. Meski mengakui proses ini tidak mudah, ia yakin membangun kembali hubungan yang retak tetap memungkinkan.

Langkah-langkah Mengatasi Pernikahan Tidak Sehat:

Berdasarkan keterangan para ahli, berikut beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan pasangan yang menghadapi pernikahan tidak sehat:

  • Komunikasi Terbuka dan Jujur: Berbicara secara jujur dan terbuka tentang perasaan, kebutuhan, dan masalah yang dihadapi merupakan langkah krusial. Hindari menumpuk emosi dan konflik.
  • Mencari Bantuan Profesional: Jangan ragu untuk meminta bantuan konselor pernikahan atau psikolog. Para profesional dapat memberikan panduan dan strategi efektif dalam menyelesaikan konflik.
  • Identifikasi Akar Masalah: Sebelum mencari solusi, penting untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang menyebabkan hubungan menjadi tidak sehat. Memahami akar masalah akan membantu dalam merumuskan solusi yang tepat.
  • Komitmen untuk Perubahan: Perbaikan hubungan membutuhkan komitmen dan usaha dari kedua belah pihak. Kesediaan untuk berubah dan beradaptasi sangat penting.
  • Tetapkan Batasan yang Sehat: Membangun batasan yang sehat dalam hubungan dapat membantu mencegah konflik dan menjaga keseimbangan.
  • Prioritaskan Kualitas Waktu Bersama: Luangkan waktu berkualitas bersama pasangan untuk memperkuat ikatan dan meningkatkan komunikasi.

Kesimpulannya, menghadapi pernikahan yang tidak sehat membutuhkan keberanian untuk mengakui masalah, komitmen untuk berubah, dan bijak dalam mencari bantuan profesional. Perceraian memang merupakan opsi terakhir, namun upaya untuk memperbaiki hubungan dan membangun komunikasi yang sehat harus selalu diprioritaskan sebelum mengambil keputusan yang permanen dan berdampak besar pada kehidupan pribadi.