Ribuan Umat Katolik Sumbawa Serukan Pertobatan Ekologis di Misa Paskah

Ribuan umat Katolik memadati Gereja Paroki Sang Penebus di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (20 April 2025) untuk merayakan misa Paskah. Perayaan sakral ini menjadi momen penting bagi umat untuk merefleksikan makna kebangkitan Kristus dan memperbarui komitmen mereka terhadap iman.

Misa Paskah yang dipimpin oleh Romo Pastor Loren Maryono, Kepala Gereja Paroki Sang Penebus Sumbawa, dimulai pada pukul 08.00 Wita. Antusiasme umat sangat tinggi, terlihat dari membludaknya jemaat yang hadir. Bahkan, pihak gereja menyiapkan dua tenda besar dan ratusan kursi tambahan di halaman dan samping gereja untuk menampung seluruh umat yang ingin mengikuti misa. Umat yang tidak kebagian tempat di dalam gereja tetap mengikuti jalannya misa dengan khidmat dari luar.

Dalam khotbahnya, Romo Pastor Loren Maryono mengajak seluruh umat untuk merenungkan kembali hubungan manusia dengan alam dan menyerukan pentingnya pertobatan ekologis. Pertobatan ekologis adalah perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam, dari eksploitatif menjadi lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.

"Dengan semangat kebangkitan dan kemuliaan Tuhan, kita diajak untuk memelihara bumi dan merawat lingkungan," ujar Romo Maryono. Ia mengingatkan umat akan konsekuensi dari tindakan merusak lingkungan, seperti pemborosan energi, pembuangan sampah sembarangan, penebangan pohon ilegal, dan pembukaan lahan yang tidak terkendali.

  • Pemborosan energi: Penggunaan energi yang berlebihan dan tidak efisien, seperti membiarkan lampu menyala saat tidak digunakan atau menggunakan kendaraan pribadi untuk jarak dekat, memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim.
  • Pembuangan sampah sembarangan: Sampah yang dibuang sembarangan mencemari tanah, air, dan udara. Sampah plastik, khususnya, membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai dan dapat membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan.
  • Penebangan pohon ilegal: Penebangan pohon yang tidak terkendali menyebabkan deforestasi, erosi tanah, dan hilangnya habitat satwa liar. Hutan memiliki peran penting dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.
  • Pembukaan lahan: Pembukaan lahan untuk pertanian atau perkebunan tanpa perencanaan yang matang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti hilangnya kesuburan tanah dan pencemaran air.

Romo Maryono mengajak umat untuk bersama-sama menjaga lingkungan agar terhindar dari bencana alam seperti banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya. Ia juga menekankan pentingnya menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan bertobat dari perilaku yang merusak lingkungan.

Selain itu, Romo Maryono juga menyampaikan bahwa misa malam Paskah pada Sabtu (19 April 2025) dihadiri oleh 2.500 jemaat, sementara misa pada hari Paskah Minggu (20 April 2025) dihadiri oleh 2.000 jamaat. Ketua Panitia, Yoseph Sera, juga mengajak seluruh umat untuk melakukan pertobatan ekologis.

Umat Katolik menyambut Paskah dengan penuh sukacita. Usai misa, mereka saling bersilaturahmi untuk mempererat tali persaudaraan, berfoto bersama, dan mengabadikan momen dengan pastor. Perayaan Paskah di Gereja Paroki Sang Penebus Sumbawa menjadi momentum penting bagi umat untuk memperbarui iman dan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan hidup.