Perjuangan Andre Setiawan: Pemuda Krayan Menggapai Mimpi Jadi Prajurit TNI di Tengah Tantangan Lumpur
Di pedalaman Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, Andre Setiawan, seorang pemuda berusia 17 tahun, menjelma menjadi sosok inspiratif di garis depan perbatasan Indonesia-Malaysia. Di tengah keterbatasan infrastruktur dan beratnya medan, Andre berjuang keras membantu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat sembari mengejar cita-citanya menjadi seorang prajurit TNI.
Setiap hari, Andre bergelut dengan lumpur dan jalanan terjal untuk mengantarkan berbagai kebutuhan pokok, termasuk bahan bakar minyak, kepada warga Krayan. Tak jarang, ia harus bahu membahu dengan sopir kendaraan double cabin yang terjebak di kubangan lumpur, atau memanggul barang-barang berat melintasi jalanan berlumpur yang licin.
Kisah perjuangan Andre menarik perhatian luas, terutama setelah fotonya yang sedang tertidur pulas berselimut terpal viral di media sosial. Foto tersebut menjadi simbol ketangguhan dan dedikasi seorang pemuda di tengah kerasnya kehidupan di perbatasan. Andre sendiri mengaku bahwa foto tersebut diambil saat dirinya kelelahan setelah bekerja keras.
Andre telah menekuni pekerjaan ini sejak masih duduk di bangku SMK, sekitar tiga tahun lalu. Ia biasanya bekerja saat libur sekolah. Upah yang ia terima untuk sekali pengantaran barang sekitar Rp 600.000. Namun, Andre menekankan bahwa nilai tersebut tidak sebanding dengan kondisi di daerah lain. Harga kebutuhan pokok di Krayan, yang merupakan daerah perbatasan, jauh lebih mahal akibat sulitnya akses transportasi.
Tarif angkutan di Krayan dihitung berdasarkan jarak per kilometer dan berat barang per kilogram, belum termasuk biaya tenaga kerja. Hal ini membuat biaya hidup di Krayan menjadi sangat tinggi. Andre mencontohkan, uang Rp 600.000 di kota besar mungkin bisa digunakan untuk membeli banyak barang, namun di Krayan, jumlah tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya transportasi.
Di balik kerja kerasnya, Andre memiliki tujuan yang mulia, yaitu untuk mewujudkan mimpinya menjadi anggota TNI Angkatan Darat. Ia ingin mandiri secara finansial dan tidak membebani orang tua, serta mempersiapkan diri secara mental dan fisik sebelum mendaftar. Uang hasil kerjanya ia tabung untuk keperluan selama mengikuti pendidikan militer.
Medan berat di Krayan menjadi tantangan tersendiri bagi Andre. Saat musim hujan, jalanan utama seringkali tertutup lumpur tebal, memaksa Andre untuk bekerja ekstra keras mengeluarkan kendaraan yang terjebak. Tak jarang, ia harus bermalam di tengah hutan. Meski demikian, Andre tidak pernah menyerah. Ia mengaku menikmati setiap tantangan dalam pekerjaannya dan merasa puas setiap kali berhasil mengantarkan barang kepada warga yang membutuhkan.
Andre berharap dapat lolos seleksi TNI dan jika diberi kesempatan untuk memilih tempat penugasan, ia ingin ditempatkan di Papua. Ia ingin melihat Papua dan mengabdikan diri di sana sebagai seorang prajurit TNI. Baginya, menjadi tentara adalah wujud baktinya kepada Indonesia.