19 April Ditetapkan Sebagai Hari Keris Nasional: Upaya Pelestarian Warisan Budaya

Malang - Sebuah tonggak penting dalam pelestarian budaya Indonesia telah diukir dengan penetapan tanggal 19 April sebagai Hari Keris Nasional. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, secara resmi mendeklarasikan hari bersejarah ini dalam acara BRAWIJAYAN TOSAN AJI FEST: International Contemporary Keris Fest yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya (UB), Malang, pada hari Sabtu, 19 April 2025.

Penetapan tanggal 19 April sebagai Hari Keris Nasional bukan tanpa alasan. Tanggal ini memiliki signifikansi historis, bertepatan dengan pelaksanaan kongres pertama Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) yang berlangsung di Surakarta pada tanggal 19 April 2006. Pemilihan tanggal ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran dan apresiasi terhadap keris sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia.

Fadli Zon menyampaikan harapannya agar penetapan Hari Keris Nasional ini dapat menjadi katalisator dalam menjaga kelestarian keris di tengah arus modernisasi. Ia menyoroti peran penting SNKI sebagai organisasi yang menaungi berbagai paguyuban keris di seluruh Indonesia. SNKI merupakan salah satu dari hanya enam organisasi kebudayaan Indonesia yang terakreditasi di UNESCO, bersama dengan organisasi-organisasi lain yang bergerak dalam pelestarian warisan budaya seperti Senawali, Asosiasi Tradisi Risan, Toraja Melu, dan Yayasan Batik.

Sempat muncul usulan untuk menetapkan Hari Keris Nasional pada tanggal 25 November, yang bertepatan dengan hari pengakuan UNESCO terhadap keris sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Namun, setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk padatnya agenda perayaan di bulan November seperti Hari Guru Nasional dan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, tanggal 19 April akhirnya dipilih sebagai Hari Keris Nasional. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi perayaan keris tanpa tumpang tindih dengan peringatan penting lainnya.

Menteri Kebudayaan juga menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang keris sebagai identitas budaya bangsa. Ia mendorong kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan para penggiat budaya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan minat generasi muda terhadap keris. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa:

  • Podcast
  • Dokumenter
  • Diskusi
  • Pameran

Fadli Zon berharap Hari Keris Nasional tidak hanya menjadi perayaan seremonial, tetapi juga menjadi platform untuk menyebarluaskan literasi tentang keris melalui berbagai media, termasuk platform digital yang digemari oleh generasi muda.

Lebih jauh lagi, Fadli Zon berharap keris dapat menjadi salah satu alat diplomasi internasional bagi bangsa Indonesia. Ia mencontohkan bagaimana Presiden Republik Indonesia saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan, sering kali menghadiahkan keris kepada para pemimpin negara lain sebagai simbol persahabatan dan penghormatan. Keris, dengan nilai seni dan filosofinya yang tinggi, diharapkan dapat menjadi representasi yang kuat dari identitas budaya Indonesia di mata dunia.