Malaysia Airlines Hadapi Tantangan Armada Tua di Tengah Ambisi Ekspansi
Malaysia Airlines (MAS), maskapai penerbangan nasional Malaysia yang telah beroperasi sejak tahun 1947, mengakui tantangan yang dihadapi terkait usia armadanya. Meskipun telah melakukan restrukturisasi sejak tahun 2015, setelah peristiwa hilangnya pesawat MH370 pada tahun 2014, dan mencatatkan keuntungan dalam tiga tahun terakhir, MAS terus berupaya memodernisasi armadanya untuk menghadapi persaingan global.
Datuk Captain Izham Ismail, Group Managing Director of Malaysia Airlines Group (MAG), dalam acara MAG 2024 Annual Performance, mengungkapkan bahwa usia armada menjadi salah satu kendala operasional utama yang dihadapi perusahaan. Gangguan rantai pasokan global dan keterlambatan pengiriman dari Boeing turut memperlambat proses pembaruan armada.
Strategi Modernisasi Armada
Untuk mengatasi tantangan tersebut, MAG mengambil langkah-langkah strategis, antara lain:
- Investasi pada Pesawat Generasi Baru: MAG berencana mengoperasikan 55 pesawat berbadan sempit modern pada tahun 2030, termasuk Boeing 737-8 dan 737-10. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan pengalaman pelanggan di rute domestik dan regional.
- Integrasi A330neo untuk Rute Jarak Jauh: MAG terus memperluas jaringan rute jarak jauh dengan mengintegrasikan pesawat A330neo. Saat ini, dua pesawat A330neo telah melayani rute-rute seperti Melbourne, Bali, dan Auckland. MAG berencana menerima tambahan tujuh pesawat A330neo hingga akhir tahun ini.
- Evaluasi Kebutuhan Armada Berbadan Lebar: MAG secara berkelanjutan mengevaluasi kebutuhan armada berbadan lebar seiring dengan perkembangan pasar dan eksplorasi teknologi baru. Evaluasi ini dilakukan untuk memastikan perusahaan berada pada posisi yang optimal dalam mencapai tujuan masa depan.
Dengan strategi modernisasi armada yang komprehensif, Malaysia Airlines berupaya mengatasi tantangan usia armada dan meningkatkan daya saing di pasar penerbangan global.