Perundingan Intensif AS-Iran Kembali Digelar di Roma Bahas Program Nuklir

markdown Setelah pertemuan awal yang digambarkan "konstruktif", Amerika Serikat dan Iran kembali melanjutkan perundingan tingkat tinggi di Roma, Italia, pada hari Sabtu (19/4), waktu setempat. Fokus utama perundingan ini adalah program nuklir Iran yang menjadi perhatian global.

Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa putaran kedua pembicaraan, yang dimediasi oleh Oman, dimulai sekitar pukul 09.30 GMT. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, terlihat tiba di Roma pada dini hari, siap untuk bertemu dengan para pejabat tinggi AS, termasuk Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

Pertemuan di Roma ini merupakan kelanjutan dari pembicaraan tidak langsung yang sebelumnya diadakan di Muscat. Pertemuan di Oman menandai kontak tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir pada tahun 2018.

Penarikan diri AS dari kesepakatan nuklir dan penerapan kembali sanksi ekonomi telah meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Negara-negara Barat, termasuk AS, telah lama menuduh Iran berupaya mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang selalu dibantah oleh Teheran. Iran bersikeras bahwa program nuklirnya semata-mata ditujukan untuk tujuan sipil yang damai.

Sejak Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, AS dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik formal. Ketegangan antara kedua negara telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan perbedaan pendapat tentang berbagai masalah regional dan global.

Presiden Trump, setelah kembali menjabat pada bulan Januari, melanjutkan kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Iran melalui sanksi. Pada bulan Maret, Trump mengirim surat kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mendesak perundingan nuklir baru dan memperingatkan kemungkinan tindakan militer jika diplomasi gagal.

Trump menyatakan pada hari Kamis (17/4) bahwa ia tidak terburu-buru untuk menggunakan opsi militer. Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa Iran bersedia untuk berunding. Sementara itu, Araghchi menyatakan pada hari Jumat (18/4) bahwa Iran melihat adanya keseriusan dari pihak AS selama putaran pertama perundingan, meskipun masih ada keraguan tentang niat mereka.

Araghchi menegaskan, "Meskipun kami memiliki keraguan serius tentang niat dan motivasi pihak Amerika, bagaimanapun juga kami akan berpartisipasi dalam negosiasi besok."

Berikut Poin penting yang dibahas:

  • Kelanjutan perundingan nuklir AS-Iran di Roma.
  • Mediasi Oman dalam perundingan.
  • Pertemuan tingkat tinggi pertama sejak penarikan AS dari kesepakatan nuklir.
  • Tuduhan pengembangan senjata nuklir oleh Iran dan bantahannya.
  • Kebijakan "tekanan maksimum" AS terhadap Iran.
  • Peringatan Trump tentang opsi militer.
  • Keraguan Iran tentang niat AS.