Warga Bekasi Terjebak Macet Parah di Tanjung Priok, Tempuh Perjalanan 4 Jam
Kemacetan Akut Lumpuhkan Akses Tanjung Priok, Warga Keluhkan Perjalanan Bekasi yang Memakan Waktu 4 Jam
Kemacetan parah melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (17/4/2025), menyebabkan dampak signifikan bagi para pengguna jalan, termasuk komuter yang bekerja di kawasan tersebut. Ronald, seorang warga Cibitung, Kabupaten Bekasi, menjadi salah satu korban kemacetan ini, mengalami langsung bagaimana perjalanan normal berubah menjadi siksaan panjang.
Ronald, yang bekerja di sebuah perusahaan alat berat di kawasan Priok, biasanya mengandalkan sepeda motor untuk pulang pergi dari tempat kerjanya. Pada hari kejadian, ia mendapati dirinya terjebak dalam kemacetan segera setelah keluar dari Stasiun Tanjung Priok. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam, membengkak menjadi 4 jam yang melelahkan.
"Biasanya dari Priok ke Bekasi itu sekitar 90 menit sampai 120 menit naik motor. Tapi karena macet itu jadinya hampir 4 jam dari jam 6 sore sampai jam 10 malam baru sampai rumah," ungkap Ronald, menggambarkan betapa parahnya situasi saat itu.
Ia menjelaskan bahwa rute regulernya adalah melalui Cakung-Cilincing. Namun, karena informasi mengenai kemacetan parah di jalur tersebut, ia memutuskan untuk mengambil rute alternatif melalui Marunda. Sayangnya, keputusan ini tidak banyak membantu. Kemacetan tetap tak terhindarkan, dan perjalanannya justru semakin panjang.
"Biasanya pakai akses jalan Cakung-Cilincing, tapi karena macet parah juga jadi pilih lewat Marunda. Kalau macet dari Priok ke Marunda hampir sekitar tiga jam lah. Soalnya memang benar-benar stuck," tambahnya.
Ronald mengungkapkan bahwa kondisi lalu lintas di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok memang tidak menentu. Ia mencatat bahwa kemacetan cenderung lebih parah pada hari Kamis dan Jumat, karena adanya peningkatan aktivitas bongkar muat di pelabuhan.
"Tidak bisa dipastikan (kondisi jalannya). Tapi khusus untuk setiap hari Kamis dan Jumat itu biasanya akan macet karena ada penumpukan untuk masuk ke area pelabuhan," jelasnya.
Meskipun sudah terbiasa dengan kemacetan di sekitar pelabuhan, Ronald mengakui bahwa kemacetan pada hari itu adalah yang terburuk yang pernah ia alami. Ia berharap kejadian serupa tidak akan terulang kembali.
"Lumayan kesal sih. Karena sebenarnya sudah terbiasa dengan macet di daerah pelabuhan. Tapi belum pernah selama ini saja, mungkin ini salah satu yang paling chaos," keluhnya.
Lebih lanjut, Ronald berharap agar sistem pintu masuk pelabuhan yang diduga menjadi penyebab kemacetan segera diperbaiki dan tidak kembali bermasalah.
"Harapannya sistem pintu masuk yang error tidak terulang kembali, itu saja," pungkasnya.
Kemacetan parah yang terjadi pada Kamis (17/4/2025) hingga Jumat (18/4/2025) di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok disebabkan oleh kelebihan kapasitas pelabuhan saat aktivitas bongkar muat berlangsung. Kondisi ini mengakibatkan antrean panjang kendaraan yang mengular di berbagai titik di sekitar pelabuhan, menyebabkan penundaan dan kerugian bagi banyak pihak.