Kampung Ramadhan di Semarang: Mengajarkan Agama Islam kepada Lansia dari Berbagai Penjuru Dunia
Kampung Ramadhan di Semarang: Mengajarkan Agama Islam kepada Lansia dari Berbagai Penjuru Dunia
Di sebuah kompleks perbukitan Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, lantunan ayat suci Al-Quran mengalun merdu setiap sore. Suasana khusyuk menyelimuti Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat, tempat berlangsungnya program Kampung Ramadhan yang unik dan menginspirasi. Program yang berlangsung selama bulan Ramadhan ini tak hanya diikuti oleh lansia dari berbagai penjuru Indonesia, namun juga menarik minat para lansia dari mancanegara. Sebuah pemandangan yang memperlihatkan semangat belajar agama yang tak mengenal batasan usia dan geografi.
Para peserta, mayoritas lansia, terlihat khusyuk mengikuti kegiatan keagamaan. Mereka mengenakan seragam kemeja putih dan celana hitam, menciptakan keseragaman yang menandakan kesatuan dalam tujuan belajar. Shalat berjamaah, pembacaan Al-Quran, dan kajian agama Islam menjadi kegiatan rutin yang membentuk inti program Kampung Ramadhan ini. Salah satu peserta, Sukardi (57) asal Jambi, mengungkapkan motivasinya mengikuti program ini. Ia ingin memperdalam ilmu agama Islam yang menurutnya belum termaksimalkan di masa mudanya. Keputusan untuk meninggalkan keluarga sementara waktu demi memperdalam pemahaman agama Islam menunjukkan dedikasi dan komitmen yang patut diapresiasi. Sukardi bahkan menyatakan kesediaannya untuk memperpanjang masa tinggalnya di Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat jika merasa nyaman dan mendapatkan manfaat yang besar dari program ini.
Ahmad Winarno, pendiri Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat, menjelaskan bahwa program ini terbuka bagi lansia dari seluruh Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Para peserta datang dari berbagai daerah, mulai dari Pulau Jawa, Jambi, Palembang, hingga Papua. Lebih mengejutkan lagi, program ini juga diikuti oleh diaspora dari Australia, Belanda, dan Singapura. Mereka yang sudah tak memiliki saudara di tanah kelahirannya, menemukan tempat untuk memperdalam pemahaman agama di lingkungan yang suportif dan kondusif. Winarno menekankan bahwa Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat bukanlah panti jompo, melainkan pondok pesantren. Oleh karena itu, terdapat tiga kriteria utama bagi peserta: kemandirian dalam aktivitas pribadi, kemauan dan motivasi untuk belajar, serta kemampuan mengikuti pembelajaran. Hal ini memastikan bahwa para lansia bukan hanya sekadar menghabiskan waktu, tetapi benar-benar aktif belajar dan meningkatkan kualitas hidup spiritual mereka.
Program Kampung Ramadhan di Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat memiliki kapasitas terbatas, yaitu 25 santri lansia, 14 santri perawat lansia, dan 45 santri kalong dari warga sekitar. Tingginya antusiasme peserta menunjukkan kebutuhan akan program-program pembelajaran agama bagi lansia yang terstruktur dan berfokus pada peningkatan spiritual. Keberadaan Kampung Ramadhan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar agama tidak mengenal batasan usia, dan Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat hadir sebagai wadah yang mendukung hal tersebut. Dari Indonesia hingga mancanegara, program ini menjembatani semangat keagamaan lintas batas, menciptakan harmoni dan persaudaraan dalam naungan ajaran Islam.