Waspada Gagal Ginjal Stadium Akhir: Gejala Awal Seringkali Tidak Disadari

Penyakit gagal ginjal kronis seringkali disebut sebagai silent disease atau penyakit yang tidak menunjukkan gejala yang signifikan pada stadium awal. Bahkan, seseorang bisa kehilangan hingga 90% fungsi ginjalnya tanpa merasakan keluhan berarti. Kondisi ini menjadikan deteksi dini menjadi sangat krusial.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Decsa Medika Hertanto, Sp.PD., menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap gejala-gejala ringan yang seringkali diabaikan. Beliau mencontohkan kasus seorang pria berusia 34 tahun yang hanya mengeluhkan lemas dan gatal-gatal. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata fungsi ginjal pria tersebut telah menurun drastis, mengindikasikan gagal ginjal kronis stadium 5.

Mengenal Gagal Ginjal Kronis Lebih Dekat

Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika ginjal secara bertahap kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti diabetes, hipertensi, infeksi ginjal, atau penyakit autoimun. Seiring berjalannya waktu, kerusakan ginjal dapat menyebabkan penumpukan limbah dan cairan dalam tubuh, yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Gagal ginjal kronis diklasifikasikan menjadi lima stadium, berdasarkan tingkat keparahan kerusakan ginjal:

  • Stadium 1: Kerusakan ginjal ringan dengan fungsi ginjal yang masih relatif normal (eGFR ≥ 90 ml/menit).
  • Stadium 2: Kerusakan ginjal ringan dengan penurunan fungsi ginjal (eGFR 60-89 ml/menit).
  • Stadium 3: Kerusakan ginjal sedang (stadium 3a: eGFR 45-59 ml/menit; stadium 3b: eGFR 30-44 ml/menit).
  • Stadium 4: Kerusakan ginjal berat (eGFR 15-29 ml/menit).
  • Stadium 5: Gagal ginjal tahap akhir (eGFR < 15 ml/menit), yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.

Gejala Gagal Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Gejala gagal ginjal seringkali tidak muncul hingga penyakit mencapai stadium lanjut. Beberapa gejala yang mungkin timbul meliputi:

  • Perubahan frekuensi buang air kecil (lebih sering atau lebih jarang).
  • Kulit gatal dan kering.
  • Kelelahan dan kelemahan.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau tangan.
  • Kram otot.
  • Sesak napas.
  • Mual dan muntah.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Gangguan tidur.

Pentingnya Deteksi Dini dan Pemeriksaan Rutin

Karena gagal ginjal seringkali tidak menunjukkan gejala pada stadium awal, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ginjal secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, atau riwayat keluarga dengan penyakit ginjal. Pemeriksaan yang dianjurkan meliputi tes darah (termasuk BUN dan kreatinin), tes urine (termasuk ACR), dan USG abdomen. Dokter Decsa menyarankan pemeriksaan rutin setidaknya setahun sekali bagi orang sehat, dan lebih sering bagi mereka yang memiliki penyakit kronis.

Ginjal memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa. Ketika satu sel ginjal (nefron) rusak, sel ginjal lainnya akan mengambil alih fungsinya. Namun, proses ini dapat membebani sel ginjal yang sehat, hingga akhirnya mereka tidak mampu lagi menjalankan fungsinya dengan optimal. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah perkembangan gagal ginjal ke stadium yang lebih lanjut.