Eskalasi Konflik Gaza: Serangan Israel Meningkat di Tengah Penolakan Gencatan Senjata oleh Hamas
Gelombang kekerasan kembali mencengkeram Jalur Gaza setelah Hamas menolak proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan Israel. Serangan udara Israel, yang menyasar berbagai wilayah termasuk Khan Younis, telah menyebabkan jatuhnya puluhan korban jiwa, termasuk wanita dan anak-anak. Situasi kemanusiaan di wilayah tersebut semakin memburuk, memicu kekhawatiran global.
Serangan udara Israel terbaru menghantam Khan Younis pada Jumat pagi, merenggut nyawa sedikitnya 10 anggota keluarga Baraka dan melukai banyak lainnya. Tim penyelamat berjuang untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan yang hancur. Selain itu, serangan lain menewaskan sedikitnya 14 orang di berbagai lokasi di Jalur Gaza, termasuk kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak. Kondisi ini semakin memperburuk penderitaan ratusan ribu pengungsi yang telah kehilangan tempat tinggal akibat konflik berkepanjangan.
Penolakan Hamas terhadap tawaran gencatan senjata dipicu oleh ketidaksepakatan mengenai persyaratan yang diajukan Israel. Kepala negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, menyebut tawaran tersebut sebagai "kesepakatan parsial" yang tidak memenuhi tuntutan utama mereka. Hamas bersikeras pada "kesepakatan komprehensif" yang mencakup penghentian total permusuhan, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan dimulainya upaya rekonstruksi.
Al-Hayya juga menyerukan tekanan internasional untuk mengakhiri blokade Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah berlangsung sejak awal Maret. Blokade tersebut telah memutus akses ke pasokan penting seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan tentang kondisi yang semakin memburuk di Gaza, dengan kekurangan obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya yang mengancam kehidupan jutaan orang.
Perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah mengalami pasang surut dalam beberapa bulan terakhir. Kesepakatan sebelumnya yang ditengahi oleh mediator internasional hanya berlangsung selama dua bulan dan gagal diperpanjang. Israel ingin memperpanjang tahap pertama kesepakatan, sementara Hamas bersikeras agar gencatan dilanjutkan ke tahap kedua sesuai dengan pembahasan awal.
Tawaran gencatan senjata terbaru Israel mencakup pembebasan 10 sandera yang masih hidup dengan imbalan pembebasan lebih dari seribu tahanan Palestina dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Namun, Hamas menolak persyaratan yang menurut mereka mencakup perlucutan senjata para pejuangnya. Hamas berpendapat bahwa persyaratan tersebut tidak dapat diterima dan mencerminkan agenda politik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait situasi terkini:
- Serangan udara Israel terus berlanjut di Jalur Gaza, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
- Hamas menolak tawaran gencatan senjata terbaru dari Israel, menuntut kesepakatan yang lebih komprehensif.
- Blokade Israel terhadap Jalur Gaza telah memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
- PBB telah memperingatkan tentang kondisi yang semakin memburuk di Gaza, dengan kekurangan obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.
- Perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas terus mengalami jalan buntu.
Konflik yang berkepanjangan ini telah menyebabkan penderitaan yang tak terhitung bagi warga sipil di kedua belah pihak. Upaya diplomatik untuk mencapai solusi damai dan mengakhiri kekerasan sangat penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memulihkan stabilitas di wilayah tersebut.