Lonjakan Aktivitas di NPCT 1 Picu Kemacetan Tanjung Priok: Gubernur DKI Minta Evaluasi Mendalam
Peningkatan drastis aktivitas bongkar muat di New Priok Container Terminal One (NPCT 1) menjadi sorotan utama setelah menyebabkan kemacetan parah di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa jumlah truk kontainer yang melakukan bongkar muat di terminal tersebut mencapai angka 7.000 per hari, jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Angka ini terungkap saat Gubernur Pramono menanggapi keluhan masyarakat terkait kemacetan yang melumpuhkan akses di sekitar Tanjung Priok sejak Rabu malam hingga Jumat pagi. "Saya terkejut mengetahui dari Kepala Dinas Perhubungan bahwa jumlah truk yang beroperasi di NPCT 1 mencapai 7.000 per hari, bukan lagi 4.000 seperti yang diperkirakan," ujarnya di Balai Kota Jakarta.
Pernyataan Gubernur Pramono ini berbeda dengan informasi yang sebelumnya disampaikan oleh PT Pelindo, selaku pengelola pelabuhan. Menanggapi hal ini, Gubernur Pramono menegaskan bahwa permintaan maaf dari PT Pelindo saja tidak cukup. Ia menyoroti kurangnya profesionalisme dalam pengelolaan terminal yang berujung pada gangguan lalu lintas yang signifikan.
"Saya telah menginstruksikan Kepala Dinas Perhubungan untuk memberikan teguran keras kepada PT Pelindo," tegas Gubernur Pramono. "Sebagai Gubernur Jakarta, saya bertanggung jawab penuh atas kejadian ini dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang terdampak. Kejadian serupa tidak boleh terulang kembali."
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, menjelaskan bahwa kemacetan disebabkan oleh keterlambatan kedatangan tiga kapal asing yang berdampak pada penumpukan aktivitas bongkar muat di NPCT 1. Menurutnya, keterlambatan tersebut diakibatkan oleh masalah di pelabuhan asal kapal-kapal tersebut.
"Keterlambatan ini bukan disebabkan oleh kesalahan kami atau pihak kapal, melainkan karena masalah di pelabuhan sebelumnya. Seperti halnya penundaan penerbangan, keterlambatan di satu pelabuhan dapat menyebabkan efek domino di pelabuhan lainnya," jelas Drajat.
PT Pelindo juga mengakui bahwa mereka tidak mengantisipasi dampak keterlambatan kapal terhadap peningkatan volume bongkar muat. Selain itu, perusahaan juga berupaya untuk mengejar target sebelum memasuki masa libur panjang, yang semakin memperparah kondisi di terminal. Peningkatan order bongkar muat dari 2.500 menjadi 4.200 kontainer turut berkontribusi pada kemacetan.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Jumlah truk kontainer di NPCT 1 mencapai 7.000 per hari, jauh melebihi perkiraan.
- Keterlambatan tiga kapal asing menjadi penyebab utama penumpukan aktivitas bongkar muat.
- PT Pelindo mengakui kurangnya antisipasi terhadap dampak keterlambatan kapal.
- Gubernur DKI Jakarta meminta PT Pelindo untuk meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan terminal.