Konflik Yaman Memanas: Houthi Klaim Serang Kapal Induk AS dan Target di Israel, Ratusan Korban Jiwa Berjatuhan

Gelombang eskalasi konflik di Yaman mencapai titik nadir setelah kelompok Houthi mengklaim telah melancarkan serangan balasan terhadap aset-aset militer Amerika Serikat dan Israel. Tindakan ini merupakan respons terhadap serangkaian serangan udara yang dilancarkan oleh AS di wilayah Yaman, yang menurut laporan menewaskan sedikitnya 80 orang.

Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan dua kapal induk AS yang beroperasi di kawasan tersebut, serta sebuah lokasi militer di dekat bandara utama Israel. Klaim ini muncul di tengah demonstrasi besar yang digelar oleh pendukung Houthi di Sanaa, ibu kota Yaman, pada Jumat (18/4). Saree menegaskan bahwa peningkatan kehadiran militer AS dan agresi yang berkelanjutan terhadap Yaman hanya akan memicu lebih banyak serangan balasan dari pihak Houthi. Sayangnya, hingga saat ini belum ada konfirmasi independen mengenai kebenaran klaim serangan terhadap kapal induk AS maupun target di Israel.

Serangan udara AS yang memicu respons Houthi tersebut diklaim oleh pihak militer AS bertujuan untuk mengganggu rantai pasokan dan pendanaan kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman. Namun, serangan tersebut menimbulkan dampak kemanusiaan yang signifikan. Menurut laporan dari media yang terafiliasi dengan Houthi, jumlah korban tewas akibat serangan AS telah mencapai 80 orang, sementara 150 lainnya dilaporkan terluka. Al-Masirah TV melaporkan bahwa serangan terkonsentrasi di area di dalam dan sekitar Sanaa pada Jumat malam. Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anees Alasbahi, menyatakan bahwa tim penyelamat masih berupaya mencari jenazah korban di area terminal bahan bakar di tepi Laut Merah, mengisyaratkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan akan terus bertambah.

Konflik yang berkecamuk di Yaman telah berlangsung selama bertahun-tahun, melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan yang kompleks. Eskalasi terbaru ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah memprihatinkan, dan meningkatkan risiko destabilisasi regional yang lebih luas. Dampak dari konflik ini, termasuk blokade dan pembatasan akses kemanusiaan, telah menyebabkan krisis kelaparan dan penyakit yang meluas di kalangan warga sipil Yaman. Komunitas internasional terus menyerukan agar semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk mengutamakan solusi diplomatik dan menghentikan kekerasan demi melindungi warga sipil dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar.