Guntur Romli Kritik Gagasan 'Partai Super Tbk' Jokowi: Berpotensi Komersialisasi Politik

Guntur Romli Kritik Gagasan 'Partai Super Tbk' Jokowi: Berpotensi Komersialisasi Politik

Politisi PDI Perjuangan, Guntur Romli, melontarkan kritik tajam terhadap gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai pembentukan 'Partai Super Tbk'. Ia menilai konsep tersebut berpotensi mengarah pada komersialisasi politik dan mengaburkan idealisme partai politik sebagai alat perjuangan. Dalam pernyataan kepada awak media Kamis (6/3/2025), Guntur analogikan partai yang berstruktur seperti perusahaan terbuka dengan implikasi partai dapat diperjualbelikan seperti halnya saham perusahaan. Ia mempertanyakan bagaimana prinsip untung-rugi yang berlaku di dunia bisnis dapat diterapkan dalam konteks perjuangan politik dan ideologi.

"Jika partai dibentuk seperti PT Super Tbk, maka secara logis partai dapat diperjualbelikan, dimiliki oleh pemegang saham mayoritas, dan mengejar keuntungan sebesar-besarnya," tegas Guntur. Ia membandingkan konsep ini dengan PDI Perjuangan yang menurutnya tidak dapat dinilai dari perspektif keuntungan finansial. PDI Perjuangan, lanjut Guntur, merupakan wadah perjuangan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan UUD 1945, serta membentuk kader bangsa yang berlandaskan ideologi Bung Karno. Bagi PDI Perjuangan, nilai-nilai perjuangan ideologis jauh lebih penting daripada pertimbangan komersial.

Lebih lanjut, Guntur menyoroti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menurut Jokowi telah mengadopsi konsep 'Partai Super Tbk'. Ia menilai struktur kepengurusan PSI menunjukkan kekuasaan yang terpusat pada Ketua Dewan Pembina, sehingga mengesampingkan prinsip demokrasi internal. "PSI tampak demokratis, tetapi AD/ART-nya menunjukkan kekuasaan Ketua Dewan Pembina yang absolut, mirip monarki," ujarnya. Guntur menilai hal ini bertentangan dengan semangat keterbukaan dan transparansi yang diusung dalam konsep 'Partai Super Tbk'.

Sementara itu, Presiden Jokowi sebelumnya menjelaskan 'Partai Super Tbk' sebagai partai yang terbuka, dengan pemilihan ketua secara terbuka pula. Jokowi menegaskan gagasan tersebut masih berupa konsep, namun ia mengakui bahwa PSI telah mengadopsi konsep yang hampir serupa. Meskipun mengakui adanya modifikasi oleh PSI, Jokowi menyatakan konsep 'Partai Super Tbk' telah diakomodir oleh PSI. Penjelasan Jokowi ini disampaikan pada Rabu (5/3/2025) kepada para relawannya. Pernyataan Jokowi ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan publik, dengan beberapa pihak menilai konsep ini berpotensi menimbulkan distorsi dalam sistem politik Indonesia.

Kritik Guntur Romli terhadap gagasan 'Partai Super Tbk' ini memicu perdebatan mengenai peran dan fungsi partai politik di Indonesia. Perdebatan ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara aspek demokrasi internal partai, idealism perjuangan, dan pengelolaan organisasi yang profesional. Pertanyaan utama yang muncul adalah apakah menerapkan model bisnis korporasi pada partai politik sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.