TNI Menepis Tuduhan Intimidasi Mahasiswa UI: Ada Upaya Merongrong Pemerintah?
Polemik Kehadiran TNI di Kampus UI: TNI Menduga Adanya Agenda Tersembunyi
Jakarta - Kehadiran Komandan Distrik Militer (Dandim) 0508/Depok di Universitas Indonesia (UI) saat berlangsungnya konsolidasi mahasiswa memicu polemik. Tentara Nasional Indonesia (TNI) merespons tudingan intimidasi terhadap mahasiswa sebagai upaya untuk menggoyahkan stabilitas pemerintahan.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, menyampaikan bahwa pihaknya menduga ada pihak-pihak tertentu yang sengaja memanfaatkan isu ini untuk menciptakan keretakan antara TNI dan mahasiswa, dengan tujuan akhir merongrong pemerintah. Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas narasi yang berkembang di media sosial mengenai kedatangan aparat TNI di kampus UI pada saat berlangsungnya Konsolidasi Nasional Mahasiswa di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa UI).
Brigjen Kristomei menyoroti unggahan dari akun Instagram @pantauaparat yang menarasikan kehadiran aparat TNI di lingkungan kampus sebagai bentuk intimidasi dan pelanggaran kebebasan akademik. Dalam unggahan tersebut, terdapat foto yang memperlihatkan momen kedatangan anggota TNI di UI pada hari Rabu (16/4).
Kapuspen TNI mempertanyakan interpretasi intimidasi tersebut. Menurutnya, foto yang beredar justru menunjukkan interaksi yang bersahabat, dengan Dandim Depok Kol Inf Imam Widhiarto dan seorang Babinsa bersalaman dengan pihak yang disebut sebagai mahasiswa.
"Intimidasinya di mana?" tanya Kristomei, merujuk pada foto-foto yang beredar.
Lebih lanjut, Kristomei menjelaskan bahwa kedatangan TNI ke kampus UI adalah atas undangan mahasiswa yang telah menjalin hubungan baik dengan pihak TNI. Ia membantah narasi yang menyebutkan bahwa TNI melakukan pengawasan terhadap diskusi mahasiswa.
"Cuma narasi yang dibuat adalah seolah-olah TNI mengawasi diskusi. Itu tak ada kaitannya," tegas Kristomei.
Fenomena kehadiran tentara di lingkungan kampus menjadi perhatian publik belakangan ini. Sebelumnya, terjadi penandatanganan nota kesepahaman antara Universitas Udayana dengan TNI, serta kehadiran tentara dalam diskusi Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) bersama Forum Teori dan Praksis Sosial (FTPS) di UIN Walisongo, Semarang.
Menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan adanya perintah dari negara kepada TNI untuk mengawasi mahasiswa di kampus-kampus, Kristomei dengan tegas membantah.
"Tidak ada. Tidak ada perintah. Kerja sama dengan TNI sudah biasa ya. Sudah sering dilakukan," jawab Kristomei.
Ia menjelaskan bahwa kerja sama dengan Universitas Udayana (Unud) bertujuan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan TNI.
"Faktanya, lima tahun terakhir ini, dari 2020 sampai 2025 itu setiap tahun ada sarjana dari Universitas Udayana yang masuk ke TNI menjadi perwira karier," pungkas Kristomei.