Surplus Produksi Unggas Nasional Mendorong Kementerian Pertanian Menjajaki Pasar Ekspor
Indonesia mengalami surplus produksi unggas, khususnya ayam dan telur. Kondisi ini mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencari peluang ekspor guna menstabilkan harga di tingkat peternak.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda, menyatakan bahwa Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi juga surplus dalam produksi unggas. Hal ini diungkapkan saat kunjungan ke pabrik PT Malindo Feedmill Tbk pada Kamis (18/4/2025).
Namun, surplus produksi ini berdampak pada penurunan harga ayam hidup di tingkat peternak. Agung menjelaskan bahwa harga tertekan bukan karena kualitas produksi yang buruk, melainkan karena produksi yang melimpah.
Kementan sedang berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengoptimalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sejak Januari 2025. Program ini diharapkan dapat menyerap sebagian pasokan ayam dan telur dari peternak lokal.
Agung menjelaskan bahwa program MBG telah membantu menyerap sebagian pasokan, namun belum semua dapur umum yang ditunjuk pemerintah beroperasi secara maksimal. Hal ini menyebabkan daya serap program belum optimal.
"Bayangkan saja, satu dapur itu kurang lebih membutuhkan 57 ton per tahun. Jika dihitung dari Januari hingga April, jumlahnya cukup signifikan. Namun, karena jumlah dapur umum masih terbatas dan produksi di tingkat peternak melebihi kebutuhan, maka saat ini kita mengalami surplus," ujar Agung.
Selain mengoptimalkan program MBG, Kementan juga membuka peluang kerjasama dengan industri unggas lokal dan pemerintah daerah. Langkah ini diambil sambil menjajaki potensi ekspor ke negara lain sebagai solusi jangka panjang untuk menjaga keseimbangan harga dan produksi.
Kementan menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara produksi dan permintaan untuk memastikan kesejahteraan peternak. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan untuk menstabilkan harga dan meningkatkan daya saing produk unggas Indonesia di pasar global.
Upaya ekspor ini juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan negara. Kementan optimis bahwa dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, pelaku industri, dan peternak, sektor unggas Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Berikut adalah beberapa langkah yang sedang dipertimbangkan:
- Optimalisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Memastikan semua dapur umum yang ditunjuk pemerintah beroperasi secara maksimal untuk meningkatkan penyerapan ayam dan telur dari peternak lokal.
- Kerjasama dengan Industri Unggas Lokal dan Pemerintah Daerah: Meningkatkan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor unggas secara berkelanjutan.
- Penjajakan Potensi Ekspor: Membuka peluang ekspor ke negara lain sebagai solusi jangka panjang untuk menjaga keseimbangan harga dan produksi.
- Peningkatan Daya Saing: Meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi agar produk unggas Indonesia dapat bersaing di pasar global.
Dengan langkah-langkah ini, Kementan berharap dapat mengatasi masalah surplus produksi dan menstabilkan harga ayam hidup di tingkat peternak, serta meningkatkan daya saing produk unggas Indonesia di pasar internasional.