Unhas dan University of Hawai'i Jajaki Potensi Kemiri Sulawesi Sebagai Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan
Universitas Hasanuddin dan University of Hawai'i Kolaborasi Riset Kemiri Sebagai Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulawesi Selatan, baru-baru ini menerima kunjungan delegasi dari University of Hawai’i untuk menjajaki potensi pengembangan kemiri sebagai Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan. Inisiatif ini diharapkan dapat membuka jalan bagi solusi energi yang lebih ramah lingkungan di sektor penerbangan, sembari memberdayakan potensi lokal.
Profesor Scott Q Turn dari University of Hawai’i menyampaikan ketertarikannya terhadap potensi kemiri yang melimpah di Sulawesi. Berdasarkan pengalamannya mengembangkan SAF dari sumber daya lokal di Hawaii, ia melihat peluang besar untuk berkolaborasi dalam riset lebih lanjut. SAF dipandang sebagai alternatif menjanjikan untuk menggantikan avtur konvensional, yang secara signifikan dapat mengurangi emisi karbon dari industri penerbangan. Sektor ini selama ini dikenal sebagai salah satu penyumbang emisi yang cukup besar.
Wendy Aritenang, seorang peneliti Indonesia, menekankan bahwa kemiri bukan hanya komoditas lokal dengan nilai ekonomi tinggi, tetapi juga tanaman yang ramah lingkungan dan mampu tumbuh di lahan marginal. Integrasi sektor pertanian, kehutanan, dan energi terbarukan melalui pengembangan kemiri diharapkan dapat memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan nilai ekonomi komoditas lokal dan menciptakan lapangan kerja baru.
Diskusi yang berlangsung antara kedua universitas mencakup langkah-langkah strategis untuk memulai implementasi penanaman kemiri di kawasan hutan pendidikan Unhas. Selain itu, dibahas pula penyusunan strategi riset lanjutan dan dukungan kebijakan yang diperlukan untuk mengintegrasikan hasil riset dengan praktik di lapangan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengembangan SAF dari kemiri dapat dilakukan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan.
Rektor Unhas, Profesor Jamaluddin Jompa, menyambut baik kunjungan delegasi University of Hawai’i dan menyatakan kesiapan Unhas untuk terlibat dalam kerja sama riset ini. Beliau menyoroti keterlibatan Unhas dalam berbagai konsorsium riset, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan meyakini bahwa kolaborasi ini akan memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkontribusi pada pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan.
Inisiatif ini menandai langkah penting dalam upaya menciptakan masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pemanfaatan kemiri sebagai bahan bakar pesawat tidak hanya dapat mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberdayakan petani lokal dan meningkatkan perekonomian daerah. Dengan kolaborasi yang kuat antara Unhas dan University of Hawai’i, diharapkan riset ini dapat menghasilkan inovasi yang signifikan dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.
Dengan adanya penjajakan ini, terbukalah peluang besar bagi Sulawesi Selatan untuk menjadi pusat pengembangan SAF berbasis kemiri. Hal ini dapat menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, keberhasilan pengembangan SAF dari kemiri dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dan dunia yang memiliki potensi sumber daya alam serupa.
Lebih lanjut, kolaborasi ini dapat mendorong pengembangan teknologi pengolahan kemiri menjadi SAF yang lebih efisien dan ekonomis. Hal ini akan membuat SAF lebih kompetitif dibandingkan dengan avtur konvensional, sehingga mempercepat adopsi SAF oleh industri penerbangan. Dengan demikian, dampak positif terhadap lingkungan akan semakin besar.
Potensi Kemiri Sulawesi
Kemiri Sulawesi memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan kemiri dari daerah lain. Kandungan minyaknya yang tinggi membuat kemiri Sulawesi sangat cocok untuk diolah menjadi SAF. Selain itu, kemiri Sulawesi juga memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai jenis tanah, sehingga dapat ditanam di lahan-lahan marginal yang kurang produktif.
Pengembangan kemiri sebagai SAF juga dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar fosil. Dengan memproduksi SAF sendiri, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi dampak fluktuasi harga minyak dunia. Hal ini akan memberikan stabilitas ekonomi yang lebih besar bagi negara.
Secara keseluruhan, kolaborasi antara Unhas dan University of Hawai’i dalam pengembangan kemiri sebagai SAF merupakan langkah strategis yang memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian Indonesia. Dukungan dari pemerintah, industri, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan inisiatif ini.