Kemacetan parah yang sempat melanda akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pertengahan April lalu, menjadi sorotan utama. Berbagai spekulasi mengenai penyebab kemacetan tersebut pun bermunculan, salah satunya adalah dugaan adanya gangguan sistem di pintu masuk pelabuhan. Namun, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Priok, Takwim Masuku, dengan tegas membantah isu tersebut.

"Kami telah melakukan pemeriksaan menyeluruh, mulai dari common gate hingga gate terminal, dan tidak menemukan adanya kesalahan sistem," ujar Takwim Masuku di Kantor KSOP Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan kemacetan mengular di kawasan pelabuhan tersebut? Menurut pihak Pelindo, biang keladi dari kemacetan ini adalah adanya tiga kapal yang melakukan bongkar muat di luar jadwal yang telah ditentukan. Executive Director Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, menjelaskan bahwa peningkatan volume bongkar muat terpusat di satu terminal, yaitu NPCT 1. Kehadiran tiga kapal yang seharusnya tiba lebih awal, yaitu MSC Adu V, Ever Balmy, dan Starship Venus, menyebabkan penumpukan aktivitas bongkar muat di terminal tersebut. Drajat Sulistyo menambahkan:

"Dua kapal seharusnya tiba minggu lalu, sementara satu kapal lainnya seharusnya tiba 24 jam sebelumnya."

Keterlambatan kedatangan kapal-kapal tersebut menyebabkan penumpukan volume bongkar muat di NPCT 1, sehingga berdampak pada kelancaran arus lalu lintas di sekitar pelabuhan. Selain itu, sempat ditemukan adanya sejumlah sopir truk kontainer yang tidak dapat menunjukkan Surat Penyerahan Peti Kemas (TILA) yang masih berlaku. Untuk mengatasi masalah ini, pihak KSOP Tanjung Priok memutuskan untuk memperpanjang masa berlaku TILA secara manual.

Rincian Masalah:

• Penyebab Utama: Bongkar muat tiga kapal di luar jadwal yang ditentukan.
• Lokasi Terdampak: Terminal NPCT 1 Pelabuhan Tanjung Priok.
• Kapal Terlibat: MSC Adu V, Ever Balmy, dan Starship Venus.
• Faktor Tambahan: Masa berlaku TILA yang kedaluwarsa.

Dengan penjelasan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami penyebab sebenarnya dari kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak akurat mengenai adanya kesalahan sistem.