Strategi Baru Atasi Kepadatan di Tanjung Priok: Bongkar Muat Kapal di NPCT 1 Direlokasi

Otoritas pelabuhan mengambil langkah antisipatif untuk mengatasi potensi kemacetan di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Priok, Takwim Masuku, mengumumkan rencana pengalihan kegiatan bongkar muat kapal dari New Priok Container Terminal (NPCT) 1 ke terminal lain yang memiliki kapasitas memadai.

Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kemacetan parah yang terjadi beberapa waktu lalu, yang disebabkan oleh penumpukan aktivitas bongkar muat di NPCT 1. Pengalihan ini diharapkan dapat mengurangi tekanan pada NPCT 1 dan memperlancar arus barang di pelabuhan.

Sebagai alternatif, Terminal Petikemas Koja dan Jakarta International Container Terminal (JICT) telah ditunjuk sebagai lokasi pengalihan kegiatan bongkar muat. Otoritas pelabuhan akan memberlakukan pembatasan volume penerimaan dan pengiriman kontainer di setiap terminal, disesuaikan dengan kapasitas masing-masing, untuk memastikan kelancaran operasional.

Menurut Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, kemacetan sebelumnya dipicu oleh keterlambatan kedatangan tiga kapal asing yang seharusnya tiba lebih awal. Keterlambatan ini mengakibatkan penumpukan volume bongkar muat di NPCT 1, yang berujung pada kemacetan panjang.

"Keterlambatan kapal bukan disebabkan oleh kesalahan kami atau pihak kapal, melainkan dampak dari keterlambatan di pelabuhan sebelumnya dalam rute pelayaran internasional," jelas Drajat. Ia menganalogikan situasi ini dengan keterlambatan penerbangan, di mana penundaan di satu bandara dapat menyebabkan efek domino di bandara lain.

Lebih lanjut, Drajat menjelaskan bahwa Pelindo tidak mengantisipasi dampak keterlambatan kapal terhadap peningkatan volume bongkar muat. Meskipun demikian, perusahaan tetap berupaya melayani kedatangan kapal dan bongkar muat barang sesuai prosedur. Faktor lain yang memperparah situasi adalah peningkatan permintaan layanan menjelang libur panjang, yang menyebabkan lonjakan order hingga 4.200 kontainer, jauh melebihi kapasitas normal.

Langkah-langkah mitigasi yang diambil oleh KSOP Utama Tanjung Priok meliputi:

  • Pengalihan kegiatan bongkar muat kapal dari NPCT 1 ke terminal lain.
  • Mitigasi dari sisi laut dengan menunda sementara kegiatan bongkar muat agar dapat dilakukan secara terkoordinasi.
  • Pembatasan volume penerimaan dan pengiriman kontainer di setiap terminal.

Diharapkan dengan langkah-langkah ini, potensi kemacetan di kawasan Tanjung Priok dapat diminimalkan dan kelancaran arus barang dapat terjamin.