Sorotan DPRD Jember: Kenaikan Anggaran Jember Fashion Carnaval di Tengah Kebijakan Penghematan
Kenaikan Anggaran JFC Jadi Sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jember
Jember Fashion Carnaval (JFC), ajang tahunan kebanggaan Kabupaten Jember, kembali menjadi perbincangan hangat. Kali ini, sorotan tertuju pada alokasi anggaran yang membengkak menjadi Rp 1,9 miliar. Padahal, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025, dana yang dialokasikan semula hanya sebesar Rp 1,5 miliar. Kenaikan anggaran ini sontak menuai reaksi dari anggota DPRD Jember.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember, Bambang Rudianto, menjelaskan bahwa penambahan anggaran sebesar Rp 400 juta ini merupakan hasil efisiensi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dana tambahan tersebut, menurutnya, akan difokuskan pada kegiatan-kegiatan JFC yang memiliki dampak pengganda (multiplier effect) bagi perekonomian Jember.
"Event JFC yang awalnya dialokasikan Rp 1,5 miliar, akan ditambah Rp 400 juta. Beberapa kegiatan yang bisa menimbulkan multiplier effect itu yang akan kami kedepankan,” kata Bambang.
Bambang menambahkan bahwa dukungan terhadap JFC tidak hanya datang dari daerah, tetapi juga dari tingkat nasional melalui Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan, serta dari dunia internasional, termasuk negara-negara seperti Jepang. Ia menilai bahwa dukungan ini wajar mengingat JFC merupakan simbol Jember di mata dunia dan mampu menarik wisatawan mancanegara yang berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat.
"JFC akan menyedot banyak pemasukan di Jember, baik itu peningkatan omzet UMKM hingga okupansi hotel dan penginapan. Jadi kami memberikan stimulan tetapi feedback dan profitnya luar biasa,” ujar dia.
Reaksi Anggota DPRD
Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto, mengaku terkejut dengan adanya penambahan anggaran tersebut. Ia mempertanyakan keputusan tersebut, terutama karena diambil di tengah masa penghematan anggaran. Candra menyoroti adanya kegiatan-kegiatan lain yang memiliki nilai budaya, sejarah, dan dampak ekonomi bagi masyarakat justru mengalami pemangkasan anggaran.
"Kenapa ada penambahan sampai Rp 400 juta? Saat event-event lain yang punya kultur dan sejarah dan berdampak pada perekonomian masyarakat, malah dihilangkan anggarannya,” ujar Candra.
Candra menekankan pentingnya Disparbud Jember memiliki prioritas program yang jelas dalam kalender pariwisata dan budaya. Ia berharap penambahan anggaran untuk JFC tidak sampai mengurangi alokasi dana untuk kegiatan-kegiatan lain yang juga memiliki potensi untuk memajukan Jember.
"Seharusnya program lainnya tidak dipangkas apalagi sampai meniadakannya. Maka ke depan Disparbud harus punya prioritas program-program yang akan ditampilkan dalam kalender pariwisata dan budaya di Jember,” tegas Candra.
Terlepas dari polemik anggaran, Candra berharap JFC dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Ia berharap JFC dapat menjadi ajang promosi budaya dan pariwisata Jember yang efektif, serta membawa manfaat bagi masyarakat.
"Maka jadikan momen JFC ini menjadi media diplomasi ekonomi budaya dan pariwisata yang nantinya membawa dampak baik bagi Jember,” pesan legislator Fraksi PDI Perjuangan ini.
Harapan kedepan
Kedepannya diharapkan Pemkab Jember dan DPRD Jember bisa berkolaborasi untuk memajukan Jember dengan cara memprioritaskan program-program yang berdampak besar bagi masyarakat Jember. Perlu adanya transparansi dalam penggunaan anggaran agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Dengan begitu, Jember akan semakin maju dan sejahtera.