Supplier Kue Malaysia Merugi Jutaan Rupiah Akibat Pelanggan Singapura Kabur Tanpa Melunasi Pembayaran

Seorang pemasok kue (supplier) asal Malaysia mengalami kerugian akibat ulah seorang pelanggan dari Singapura yang melarikan diri tanpa membayar sisa tagihan sebesar Rp 11 juta. Kejadian ini menambah daftar panjang permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha kuliner, mulai dari komplain pelanggan hingga kasus penipuan.

Zheng, nama pemasok kue tersebut, mengungkapkan bahwa pelanggannya yang bernama Chen memesan berbagai jenis kue dengan total harga RM 6.118 atau setara dengan Rp 23.373.635,46 pada tanggal 26 Desember 2024. Pesanan tersebut terdiri dari berbagai macam kue yang biasa disajikan saat perayaan, termasuk keripik goreng berbentuk ujung panah, kue kacang mete, dan kue tar nanas. Kue-kue tersebut rencananya akan dikirim ke sebuah kawasan industri di Mandai Gardens, Singapura.

Tak hanya sekali, Chen kembali melakukan pemesanan kue pada tanggal 29 Desember dengan total harga sekitar RM 351 atau Rp 1.340.984. Dengan demikian, total nilai kedua pesanan tersebut mencapai RM 6.400 atau setara dengan Rp 24.451.008. Namun, sangat disayangkan, Chen hanya melakukan pembayaran sebesar RM 3.355 atau Rp 12.817.676, meninggalkan sisa tagihan sebesar RM 3.112 atau Rp 11.889.302 yang belum dilunasi.

Mengetahui hal ini, Zheng segera menghubungi Chen untuk menindaklanjuti pembayaran. Chen, yang merupakan warga negara Singapura, berjanji akan datang ke Kulai, Johor, Malaysia, tempat usaha Zheng berada, pada tanggal 15 Januari. Namun, janji tersebut tidak pernah ditepati. Hingga saat ini, Chen masih menghilang tanpa memberikan kejelasan mengenai sisa pembayaran pesanannya.

"Meskipun saya telah berupaya menghubungi Chen melalui telepon dan pesan singkat berkali-kali, bahkan telah memperingatkannya bahwa saya akan melaporkan kejadian ini ke polisi, namun saya tetap tidak berhasil mendapatkan kembali uang saya. Akhirnya, saya mengajukan laporan polisi di Singapura pada tanggal 1 April," jelas Zheng.

Pesan lanjutan yang dikirimkan Zheng pada tanggal 28 Januari juga tidak mendapatkan respons. "Saya mencoba menghubunginya menggunakan nomor telepon lain, namun dia tidak menjawab. Mungkin dia mengenali nomor tersebut berasal dari Malaysia. Pada tanggal 7 Februari, saya baru menyadari bahwa dia telah memblokir nomor saya," imbuh Zheng.

Ironisnya, Zheng menemukan fakta bahwa Chen menjual kembali kue-kue tersebut kepada pihak ketiga, meskipun ia belum melunasi pembayaran. Kondisi ini semakin memperburuk keadaan Zheng, yang bukan merupakan pemilik usaha sepenuhnya, melainkan seorang pemasok yang bertanggung jawab untuk menyediakan kue. Akibatnya, ia harus menanggung utang sebesar RM 3.000 atau Rp 11.461.410 yang belum dibayar oleh Chen.

Saat ini, Zheng hanya berharap dapat bertemu dengan Chen dan memintanya untuk segera melunasi sisa tagihan. "Saya hanya ingin menghubunginya dan memintanya untuk membayar," pungkas Zheng.