Pemerintah Indonesia, melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), telah merealisasikan penyediaan dana living cost bagi jemaah haji reguler tahun 1446 H/2025 M dalam bentuk mata uang Riyal Saudi (SAR). Penyerahan banknotes SAR ini merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 dan tindak lanjut dari Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR RI yang mengamanatkan pengembalian living cost dalam bentuk mata uang asing, khususnya SAR.

Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama, Arfi Hatim, menyampaikan harapannya agar pendistribusian banknotes SAR kepada jemaah haji dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antara regulator, pengelola keuangan haji, dan perbankan dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan esensial jemaah selama berada di Tanah Suci, sehingga mereka dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan lancar.

Total banknotes SAR yang disiapkan untuk living cost jemaah haji reguler tahun 2025 mencapai SAR 152.490.000. Dana ini akan didistribusikan kepada 203.320 jemaah haji reguler, dengan masing-masing jemaah menerima SAR 750 atau setara dengan Rp 3.187.500. Setiap jemaah akan menerima pecahan SAR 500 (1 lembar), SAR 100 (2 lembar), dan SAR 50 (1 lembar).

Anggota Badan Pelaksana BPKH, Amri Yusuf, menjelaskan bahwa penyediaan banknotes ini adalah wujud komitmen BPKH dalam memberikan kenyamanan bagi jemaah haji selama menunaikan ibadah di Tanah Suci. Dana living cost tidak hanya diperuntukkan bagi kebutuhan harian jemaah, tetapi juga sebagai dana cadangan dalam kondisi darurat, serta untuk membantu pembayaran dam atau qurban.

Dengan adanya dana living cost yang disalurkan dalam bentuk Riyal Saudi, diharapkan jemaah haji Indonesia dapat lebih mandiri dan fokus dalam menjalankan ibadah haji mereka. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan haji dari tahun ke tahun, demi memberikan pengalaman ibadah yang aman, nyaman, dan berkesan bagi seluruh jemaah haji Indonesia.