Malaysia Aviation Group Bukukan Profitabilitas Tiga Tahun Berturut-turut di Tengah Tantangan Industri

KUALA LUMPUR - Malaysia Aviation Group (MAG) mengumumkan pencapaian laba bersih setelah bunga dan pajak (NIAT) sebesar 54 juta Ringgit Malaysia (RM) atau setara dengan Rp 206,6 miliar untuk tahun buku 2024. Pencapaian ini menandai tahun ketiga berturut-turut MAG mencatatkan profitabilitas, dengan laba operasional tercatat sebesar RM 113 juta atau setara dengan Rp 432,3 miliar.

Direktur Pelaksana Malaysia Aviation Group, Datuk Captain Izham Ismail, mengakui bahwa tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi industri penerbangan secara global. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kuala Lumpur, ia menjelaskan bahwa perusahaan mengambil langkah-langkah sulit namun diperlukan untuk menyesuaikan jaringan penerbangan pada akhir kuartal keempat 2024. Keputusan ini berdampak signifikan pada operasional, pengalaman pelanggan, dan kinerja keuangan perusahaan.

Salah satu tantangan operasional utama yang dihadapi MAG adalah pemangkasan jaringan pada kuartal keempat 2024, yang mengakibatkan penurunan kapasitas sebesar 18 persen. Meskipun demikian, Captain Izham menyatakan kebanggaannya atas pencapaian laba bersih sebesar RM54 juta untuk tahun buku 2024.

Selain laba bersih, MAG juga mencatatkan EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) sebesar RM788 juta atau setara dengan Rp 3 triliun. Perusahaan juga berhasil mempertahankan saldo kas sebesar RM3 miliar atau sekitar Rp 11,4 triliun hingga akhir Desember 2024.

Captain Izham menekankan bahwa pencapaian ini diraih tanpa adanya suntikan modal dari pemegang saham, Khazanah Nasional Berhad, sejak tahun 2021. Hal ini, menurutnya, membuktikan kemampuan grup untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dari sumber daya internal.

Group Chief Financial Officer MAG, Boo Hui Yee, menambahkan bahwa kinerja grup secara keseluruhan sebenarnya bisa lebih baik jika tidak ada pemangkasan kapasitas. Ia menjelaskan bahwa pemangkasan tersebut menimbulkan biaya tambahan seperti biaya pemindahan penumpang ke penerbangan lain, biaya pengembalian dana, dan biaya penalti. Boo Hui Yee memperkirakan bahwa tanpa biaya-biaya tersebut, laba perusahaan bisa mencapai RM580 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun.

Kinerja Malaysia Airlines Berhad (MAB)

Malaysia Airlines Berhad (MAB) mencatat laba operasional sebesar RM139 juta. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, MAB tetap menjadi kontributor utama bagi kinerja MAG. Jumlah penumpang yang diangkut oleh MAB meningkat 17 persen pada tahun 2024 menjadi 16,6 juta. Tingkat keterisian penumpang (load factor) juga meningkat menjadi 81 persen.

Pada tahun 2024, MAB membuka rute penerbangan baru ke Male (Maladewa), Da Nang (Vietnam), dan Chiang Mai (Thailand), serta mengaktifkan kembali rute ke Kolkata (India).

Rencana Pengembangan Armada

Menjelang tahun 2030, MAG menargetkan untuk mengoperasikan armada sebanyak 55 pesawat berbadan sempit generasi baru, termasuk Boeing 737-8 dan 737-10. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi emisi, dan meningkatkan pengalaman pelanggan di rute domestik dan regional.

Selain itu, MAG juga secara bertahap mengintegrasikan pesawat A330neo ke dalam jaringan penerbangan jarak jauh. Saat ini, dua pesawat A330neo telah beroperasi melayani rute ke Melbourne, Bali, dan Auckland. Delapan pesawat tambahan akan bergabung dengan armada pada tahun 2025.