Bank Indonesia (BI) melakukan pembaruan signifikan pada desain uang kertas rupiah dengan emisi tahun 2022. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah perbedaan ukuran antar pecahan. Kebijakan ini diterapkan pada tujuh pecahan uang kertas, mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 100.000.

Keputusan untuk membedakan ukuran uang kertas ini bukan tanpa alasan. BI menjelaskan bahwa perubahan ini merupakan respons terhadap masukan dari komunitas tuna netra. Meskipun uang kertas telah dilengkapi dengan kode khusus (Blind Code) yang memungkinkan identifikasi nominal, komunitas tuna netra menyampaikan bahwa perbedaan ukuran akan semakin memudahkan mereka dalam membedakan setiap pecahan. Selisih ukuran antar pecahan mencapai 5 mm, berbeda signifikan dengan selisih 2 mm pada emisi sebelumnya. Semakin kecil nominal uang, semakin kecil pula ukurannya.

Berikut adalah perbandingan ukuran uang kertas emisi 2016 dan 2022 (dalam mm):

• Rp 1.000
  • Emisi 2016: 141x65
  • Emisi 2022: 121x65
• Rp 2.000
  • Emisi 2016: 141x65
  • Emisi 2022: 126x65
• Rp 5.000
  • Emisi 2016: 143x65
  • Emisi 2022: 131x65
• Rp 10.000
  • Emisi 2016: 145x65
  • Emisi 2022: 136x65
• Rp 20.000
  • Emisi 2016: 147x65
  • Emisi 2022: 141x65
• Rp 50.000
  • Emisi 2016: 149x65
  • Emisi 2022: 146x65
• Rp 100.000
  • Emisi 2016: 151x65
  • Emisi 2022: 151x65

Selain perbedaan ukuran, uang kertas emisi 2022 juga dilengkapi dengan teknologi pengaman terbaru untuk mencegah pemalsuan. Salah satu fitur unggulan adalah penggunaan benang pengaman microlenses, sebuah teknologi terkini yang sebelumnya diterapkan pada uang pecahan Rp 75.000. Fitur pengamanan ultra violet juga ditingkatkan. Sebagai contoh, pada uang Rp 100.000, gambar kepulauan Indonesia akan memendar di bawah sinar UV, menyoroti Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai tokoh pahlawan nasional.

Teknologi Optically Variable Magnetic (OVMI) juga digunakan untuk menciptakan efek visual dinamis pada beberapa bagian gambar uang kertas, memberikan lapisan keamanan tambahan dan memperindah tampilan uang rupiah.