Pembuangan Sampah Liar di Ciputat: Warga Beri 'Uang Kebersihan' Sukarela
Tumpukan Sampah di Otista Ciputat: Praktik 'Uang Kebersihan' Tak Resmi Terungkap
Tumpukan sampah yang menggunung di Jalan Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, bukan hanya menjadi persoalan lingkungan, tetapi juga mengungkap praktik unik di kalangan warga dan petugas kebersihan. Selain sampah dari aktivitas perdagangan di Pasar Cimanggis, limbah rumah tangga dari warga sekitar turut memperparah kondisi tersebut. Yang menarik, beberapa warga yang kedapatan membuang sampah di lokasi tersebut secara sukarela memberikan sejumlah uang kepada petugas kebersihan yang berjaga.
Menurut penuturan Udin, seorang petugas kebersihan berusia 70 tahun, pemberian uang tersebut bersifat sukarela dan tidak ada paksaan sama sekali. Nominalnya pun beragam, mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 5.000, tergantung pada keikhlasan warga. Udin menambahkan bahwa tidak semua warga memberikan uang. Ada pula yang langsung membuang sampah tanpa memberikan kontribusi apapun. Praktik ini muncul sebagai bentuk apresiasi warga kepada petugas yang telah menjaga kebersihan di area pembuangan sampah sementara itu. Uang yang terkumpul menjadi tambahan penghasilan bagi mereka yang berjuang menjaga lingkungan tetap bersih.
Fenomena ini juga dibenarkan oleh Irfan, seorang pedagang Pasar Cimanggis. Ia menjelaskan bahwa warga yang membuang sampah di dekat pasar biasanya memberikan sejumlah uang kepada petugas kebersihan. Ia menekankan bahwa pemberian tersebut tidak bersifat wajib dan sepenuhnya diserahkan kepada kemurahan hati warga. Irfan juga menyoroti bahwa sebagian besar sampah yang dibuang di lokasi tersebut berasal dari limbah rumah tangga, bukan dari pedagang pasar. Limbah rumah tangga didominasi oleh plastik dan berbagai jenis sampah lainnya, sedangkan sampah dari pedagang pasar umumnya berupa sisa-sisa sayuran.
Irfan menambahkan, volume sampah yang dibuang warga dalam sekali waktu cukup signifikan. Warga tidak hanya membuang satu atau dua kantong plastik saja, tetapi bisa mencapai dua karung besar sekaligus. Hal ini semakin memperparah kondisi tumpukan sampah di Jalan Otista Raya. Sebelumnya, media melaporkan bahwa tumpukan sampah di lokasi tersebut mencapai ketinggian sekitar 2,5 meter dan menimbulkan bau busuk yang menyengat, mengganggu kenyamanan warga dan pengendara yang melintas. Tumpukan sampah bahkan meluber hingga memakan sebagian jalan, sehingga para pengendara sepeda motor terpaksa menutup hidung saat melintas di area tersebut.
Setidaknya ada dua titik tumpukan sampah yang membentang di Jalan Otista Raya. Pertama, tepat di depan Pasar Cimanggis. Sedangkan titik kedua berada di trotoar dekat pintu belakang Makam Wakaf H Daiman. Area ini memang menjadi tempat pembuangan sampah sementara bagi pedagang Pasar Cimanggis, sebelum sampah diangkut oleh petugas kebersihan. Namun, dengan adanya tambahan sampah dari warga sekitar, volume sampah semakin meningkat dan menimbulkan permasalahan lingkungan yang serius.