Pembatasan Ekspor Chip AI ke China Ancam Pendapatan Nvidia Hingga Puluhan Triliun Rupiah
Pembatasan Ekspor Chip AI ke China Ancam Pendapatan Nvidia Hingga Puluhan Triliun Rupiah
Nvidia, raksasa teknologi di bidang pengolahan grafis (GPU), memperkirakan potensi kerugian hingga miliaran dolar Amerika Serikat akibat pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) ke China oleh pemerintah Amerika Serikat. Kebijakan ini, yang menyasar secara spesifik chip H20, memicu kekhawatiran mendalam di internal perusahaan.
Menurut perhitungan Nvidia, dampak pembatasan ekspor ini dapat mencapai 5,5 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp 92,5 triliun. Angka tersebut merupakan proyeksi berdasarkan inventaris chip H20 yang ada, komitmen pembelian yang telah disepakati dengan klien, serta stok cadangan yang dimiliki perusahaan. Pemberitahuan resmi mengenai pembatasan ekspor ini diterima Nvidia pada tanggal 9 April, yang menyatakan bahwa pengiriman chip H20 ke China memerlukan lisensi khusus.
Sehari sebelum pemberitahuan resmi diterima Nvidia, juru bicara Departemen Perdagangan AS mengumumkan penerapan persyaratan lisensi baru untuk ekspor chip, termasuk Nvidia H20, AMD MI308, dan produk sejenis. Langkah ini diambil sebagai wujud komitmen Departemen Perdagangan untuk menjaga keamanan nasional dan ekonomi AS, sejalan dengan arahan Presiden.
Pada tanggal 14 April, Nvidia kembali menerima informasi yang menegaskan bahwa pembatasan ekspor tersebut akan berlaku tanpa batas waktu yang jelas. Meskipun demikian, detail mengenai persyaratan lisensi yang diperlukan untuk mengekspor chip H20 ke China dari AS tidak dijelaskan secara rinci. Nvidia sendiri menolak memberikan komentar lebih lanjut terkait masalah ini.
Kebijakan pembatasan ekspor chip AI ini merupakan bagian dari upaya pemerintah AS untuk menjaga keunggulan negaranya dalam pengembangan teknologi AI. Pemerintah AS khawatir bahwa chip-chip tersebut dapat digunakan untuk pengembangan superkomputer di China, yang berpotensi mengancam keamanan nasional AS.
Chip H20 merupakan salah satu chip AI tercanggih yang diizinkan untuk diekspor ke China. Chip ini sangat populer di kalangan perusahaan teknologi China, termasuk Tencent, Alibaba, dan ByteDance. Permintaan chip H20 meningkat karena kebutuhan akan model AI berbiaya rendah, terutama dari startup lokal seperti DeepSeek.
Secara teknis, chip H20 memiliki kemampuan komputasi yang lebih rendah dibandingkan dengan chip AI lainnya dari Nvidia. Namun, chip ini memiliki kemampuan untuk terhubung dengan chip memori dan chip komputasi lainnya dengan kecepatan tinggi. Kemampuan inilah yang memungkinkan H20 untuk digunakan dalam membangun superkomputer di China.
Kebijakan pembatasan ekspor chip untuk superkomputer di China sebenarnya telah diterapkan oleh AS sejak tahun 2022. Pembatasan ekspor chip H20 merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mencegah China mengembangkan kemampuan superkomputasi yang dapat digunakan untuk tujuan militer atau intelijen.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan terkait dengan berita ini:
- Pembatasan ekspor chip AI ke China oleh pemerintah AS berpotensi merugikan Nvidia hingga Rp 92,5 triliun.
- Pembatasan ini secara khusus menyasar chip H20, salah satu chip AI tercanggih yang diizinkan untuk diekspor ke China.
- Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari upaya AS untuk menjaga keunggulan dalam pengembangan teknologi AI dan mencegah China mengembangkan kemampuan superkomputasi.
- Chip H20 populer di kalangan perusahaan teknologi China karena kemampuannya untuk terhubung dengan chip lain dengan kecepatan tinggi, sehingga cocok untuk membangun superkomputer.